Sentul, Bogor, MINA – Komunitas Iklim Sungai Cikeas (KISUCI) menggandeng Climate Reality Project Indonesia menggelar Kegiatan Aksi Adaptasi dan Ketahanan Iklim Masyarakat di Sungai Cikeas yang digelar selama dua hari, Sabtu-Ahad, 30 September-1 Oktober 2023.
Inisiator dan Ketua KISUCI Hayu Prabowo menjelaskan, kegiatan yang dilaksanakan di kawasan perkumpulan KISUCI yang berlokasi di Desa Cipambuan, Kecamatan Babakan Madang, Sentul, Bogor, Jawa Barat, diikuti 43 peserta terdiri dari mahasiswa dan aktivis iklim, serta pemuda KISUCI yang merupakan warga desa setempat.
“Sebanyak tujuh mahasiswa dari Indonesia Banking School, tiga mahasiswa dari Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta (IISIP) dan enam mahasiswa dari IPB University ikut serta dalam kegiatan ini. Kegiatan ini guna membekali masyarakat, khususnya kaum muda, dengan keterampilan hidup dalam meniti karir perubahan iklim di masa depan, termasuk keterampilan pemecahan masalah, pemikiran kritis, komunikasi, dan kepemimpinan,” ujar Hayu pada Ahad (1/10).
Dia menyampaikan, Kegiatan ini merupakan upaya KISUCI dalam menjalankan komitmennya untuk menjaga keberlanjutan Sungai Cikeas melalui kolaborasi yang kuat dan peningkatan kesadaran.
Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina
Menurut Hayu, dalam beberapa tahun terakhir, Sungai Cikeas menghadapi tantangan yang serius, termasuk pencemaran, kerusakan habitat, dan penurunan kualitas air.
Untuk menghadapi tantangan ini, KISUCI telah aktif dalam mengorganisir dan melaksanakan berbagai kegiatan untuk mengembalikan dan menjaga keberlanjutan sungai ini.
“Salah satu komitmen utama Komunitas Iklim Sungai Cikeas adalah untuk membangun kolaborasi yang kuat dengan berbagai pihak untuk pemberdayaan masyarakat lokal,” ujarnya.
Perubahan iklim masih menjadi salah satu isu lingkungan yang paling sering dibicarakan oleh masyarakat. Menurut Hayu, krisis iklim bukan hanya masalah yang perlu dibahas, namun juga perlu aksi segera.
Baca Juga: KNEKS Kolaborasi ToT Khatib Jumat se-Jawa Barat dengan Sejumlah Lembaga
“Kita perlu mengurangi emisi gas rumah kaca dan beradaptasi atas dampak krisis iklim. Masyarakat memainkan peran penting dalam mengatasi perubahan iklim dan mempromosikan praktik berkelanjutan,” imbuhnya.
Hal ini, lanjut Hayu, harus dimulai dengan pemberdayaan masyarakat melalui pembekalan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis yang memungkinkan mereka mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan mempromosikan praktik hidup berkelanjutan.
Community Action Manager Climate Reality Project Indonesia, Arifah Handayani, kegiatan tersebut menjadi kesempatan untuk mempromosikan praktik hidup berkelanjutan melalui pengurangan aktivitas manusia yang berdampak buruk terhadap lingkungan yang berpangkal pada pembangunan komunitas, kolaborasi, dan kreasi bersama
“Program ini menjadi pembelajaran bagaimana langkah masyarakat untuk beradaptasi terhadap krisis iklim yang sedang terjadi di muka bumi ini. Berupaya mengajarkan kaum muda untuk dapat berkumpul membahas permasalahan lingkungan yang ada apa dan mengali solusi seperti apa seharusnya pelestarian daerah aliran sungai (DAS),” ujarnya.
Baca Juga: [BEDAH BERITA MINA] ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu dan Gallant, Akankah Terwujud?
Arifah mengatakan, melalui program ini, dapat mewujudkan upaya KISUCI untuk membangun sebuah bantaran sungai di DAS Sungai Cikeas yang hijau, bisa jadi food forest, hutan yang dapat menghasilkan makanan. Melalui inisiatif Ecoliving dan berupaya untuk membuat tempat ini menjadi wahana edukasi buat banyak orang, terkait bagaimana seharusnya bantaran sungai itu beradaptasi menghadapi krisis iklim sehingga bisa membangun resiliensi di wilayahnya itu.
“Apakah ke depan bisa jadi ekowisata, atau agroeduwisata atau juga bisa jadi tempat bercocok tanam yang kemudian bisa jadi produk unggulan masyarakat sekitar sehingga menghasilkan kesejahteraan sosial dengan mendapatkan income dari pengolahan produk tersebut,” pungkasnya.
Arifah menambahkan, kegiatan ini juga sekaligus menjajaki kemungkinan kolaborasi dengan para peserta untuk menghasilkan lebih banyak kegiatan guna memungkinkan masyarakat dapat mencegah perubahan iklim dengan meningkatkan kesadaran, pemahaman, serta aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim melalui penerapan pengetahuan dan ketrampilan dari kearifan lokal serta teknologi tepat guna.
Dia juga memberikan apresiasi terhadap upaya KISUCI dalam mempromosikan kesadaran lingkungan dan mengambil langkah-langkah nyata untuk melindungi Sungai Cikeas.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Jumat Ini, Sebagian Hujan
Kegiatan Aksi Adaptasi dan Ketahanan Iklim Masyarakat di Sungai Cikeas ini ditutup dengan menggelar aksi tracking menyusur Sungai Cikeas hingga mendaki bukit tertinggi di Sentul kemudian kembali ke kawasan KISUCI. Mereka juga melakukan diskusi dan rencana aksi apa yang akan dilakukan sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini.
KISUCI atau Komunitas Iklim Sungai Cikeas, Sentul, Bogor, merupakan sebuah kelompok masyarakat yang berfokus pada masalah lingkungan, khususnya iklim dan sungai di wilayah Sungai Cikeas di Sentul, Bogor.
Komunitas ini terdiri dari individu-individu yang peduli terhadap lingkungan dan bekerja sama untuk mempromosikan kesadaran dan tindakan berkelanjutan terhadap perlindungan lingkungan dan mitigasi perubahan iklim.
Mereka memiliki tujuan utama yaitu pelestarian Sungai Cikeas, mitigasi perubahan iklim, advokasi dan penyadaran masyarakat.
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online
Dalam kegiatan sehari-hari, KISUCI melaksanakan berbagai kegiatan seperti edukasi dan praktik lapangan, pembersihan dan pemantauan sungai, penghijauan dan penanaman pohon, serta edukasi dan pelatihan.
Melalui kegiatan-kegiatan ini, mereka berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai dan lingkungan, serta mengambil langkah-langkah nyata untuk melindungi lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim.(L/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza