Hayu Prabowo Serukan Rencana Aksi Atasi Dampak Perubahan Iklim

Ketua Lembaga Pemuliaan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (LPLH SDA MUI) dan Ketua Komunitas Iklim Sungai Cikeas (KISUCI), Hayu Prabowo.(Foto: Istimewa)

Jakarta, MINA – Ketua Lembaga Pemuliaan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (LPLH SDA MUI) dan Ketua Komunitas Iklim Sungai Cikeas (), , menyerukan rencana aksi tokoh lintas agama dan masyarakat lokal dalam menghadapi dampak .

Seruan tersebut disampaikan Hayu saat menghadiri Konferensi Agama dan Perubahan Iklim – Asia Tenggara di Jakarta, Rabu (4/10).

“Krisis iklim bukan hanya masalah yang perlu dibahas, namun juga perlu aksi segera. Kita perlu mengurangi emisi gas rumah kaca dan beradaptasi atas dampak krisis iklim. Masyarakat bersama tokoh agama memainkan peran penting dalam mengatasi perubahan iklim dan mempromosikan praktik hidup berkelanjutan,” kata Hayu.

Menurutnya, krisis lingkungan hidup dan iklim merupakan ancaman eksistensial terbesar bagi umat manusia. Krisis tersebut berdimensi banyak, namun sejatinya bersifat krisis moral yang direfleksikan dalam wawasan dan gaya hidup manusia modern yang sangat kurang mempertimbangkan penghidupan yang berkelanjutan.

“Manusia memandang alam sebagai obyek untuk dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi sesaat semata bukan sebagai subyek yang perlu dipelihara untuk kelangsungan kehidupan manusia yang berkelanjutan,” ujarnya.

Untuk itu, lanjut Hayu, rencana aksi ini harus dibangun dengan keterlibatan dan dukungan dari seluruh komunitas, termasuk tokoh agama dan masyarakat lokal, agar dapat berhasil mengatasi dampak perubahan iklim.

“Selain itu, kerja sama antaragama dan kolaborasi dengan pemerintah dan organisasi lingkungan juga sangat penting untuk mencapai tujuan ini,” pungkasnya.

Hayu menambahkan, melakukan aksi di tapak dengan menggunakan teknologi tepat guna yang dapat diaplikasikan masyarakat lokal akar rumput sangat penting dalam menangani krisis lingkungan akibat perubahan iklim.

Sebagai contoh, kehadiran KISUCI yang digagas Hayu berlokasi di Desa Cipambuan, Kecamatan Babakan Madang, Sentul, Bogor, Jawa Barat memiliki komitmen utama membangun kolaborasi yang kuat dengan berbagai pihak untuk pemberdayaan masyarakat lokal.

KISUCI atau Komunitas Iklim Sungai Cikeas, Sentul, Bogor, merupakan sebuah kelompok masyarakat yang berfokus pada masalah lingkungan, khususnya iklim dan sungai di wilayah Sungai Cikeas di Sentul, Bogor.

Komunitas ini terdiri dari individu-individu yang peduli terhadap lingkungan dan bekerja sama untuk mempromosikan kesadaran dan tindakan berkelanjutan terhadap perlindungan lingkungan dan mitigasi perubahan iklim.

Mereka memiliki tujuan utama yaitu pelestarian Sungai Cikeas, mitigasi perubahan iklim, advokasi dan penyadaran masyarakat.

Dalam kegiatan sehari-hari, KISUCI melaksanakan berbagai kegiatan seperti edukasi dan praktik lapangan, pembersihan dan pemantauan sungai, penghijauan dan penanaman pohon, serta edukasi dan pelatihan.

Melalui kegiatan-kegiatan ini, mereka berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai dan lingkungan, serta mengambil langkah-langkah nyata untuk melindungi lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim.

Krisis lingkungan hidup sebagai dampak dari perubahan iklim tengah menjadi isu global karena menyangkut keberlanjutan manusia di muka bumi. Efek gas rumah kaca, kerusakan ekosistem gambut dan mangrove hingga deforestasi hutan adalah isu yang sedang ramai diperbincangkan oleh khalayak. (L/R1/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.