Kominfo Blokir 3.195 Konten Radikal di Medsos Dalam 10 Hari

Jakarta, MINA – Kementerian Komunikasi dan Informatika () mengungkapkan telah melakukan penapisan (blokir) terhadap 3.195 di sejumlah platform media sosial (medsos) hanya dalam 10 hari saja.

Demikian disampaikan Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Rosarita dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 bertema “Merawat Keberagaman, Menangkal Terorisme dan Radikalisme” yang diselenggarakan di Gedung Serba Guna Kominfo, Jakarta, Rabu (30/5).

“Kami ada data, jadi temuan per 21 mei 2018, selama kurang lebih 10 hari ditapis menggunakan Artificial Intelligence System (sistem kecerdasan buatan) milik Kominfo, kita menemukan dan memblokir sekitar 3.195 konten yang mengandung radikalisme, terorisme, di berbagai platform media sosial,” ungkapnya.

Diakui Niken, media sosial saat ini memang telah menjadi salah satu faktor yang mempercepat radikalisasi oleh kelompok teroris, terlebih di Indonesia, karena sebanyak 53 persen atau sekitar 143 juta penduduk di Tanah Air telah mengakses internet.

“Dengan adanya media sosial yang dimanfaatkan kelompok radikal, ideologi ini semakin lama semakin cepat menyebar. Dan kalau anak-anak muda yang barangkali wawasannya terbatas dan dibombardir informasi radikal, maka mereka banyak yang kemudian tidak hanya terinformasi, tapi juga berpotensi terinternalisasi paham-paham tersebut,” ujarnya.

Oleh karena itu, Niken mengimbau agar masyarakat lebih banyak mengisi dunia maya dengan konten-konten positif yang membangun dan bermanfaat bagi negara, seperti implementasi Pancasila, sehingga energi bangsa ini tidak habis hanya berkutat untuk mengurusi hal-hal negatif seperti radikalisme dan terorisme.

“Kalau masyarakat berkutat pada hal-hal negatif, bagaimana kita akan meningkatkan daya saing negeri ini? Oleh karena itu, sebagai filter, bagaimana Pancasila bisa kita internalisasikan melalui berbagai kegiatan, khususnya di media sosial,” tuturnya.

“Kalo informasi negatif lebih banyak, maka generasi muda kita juga akan negatif. Jadi mari kita gunakan media sosial untuk menyampaikan hal-hal positif, seperti toleransi, penghormatan kepada pihak-pihak lain. Walaupun kecil, itu bisa meningkatkan persatuan. Inilah cara-cara kita merawat keberagaman,” tambah Niken.

Turut hadir sebagai narasumber dalam FMB 9 kali ini antara lain Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Hariyono dan Wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Sultonul Huda. (L/R06/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Comments: 0