Jakarta, MINA – Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta Kemenkes dan Kemen-PPPA agar mengkoordinasikan pengiriman tim trauma healing untuk memberikan terapi pada anak-anak korban kericuhan di Rempang, Batam.
“Pemerintah harus memperhatikan kesehatan mental anak-anak di lokasi kericuhan dengan mengirimkan tim penanganan trauma. Mereka merasakan betul kepulan asap gas air mata di sekolah-sekolah mereka. Jangan sampai kejadian tersebut menimbulkan persoalan kesehatan mental di kemudian hari,” kata Netty dalam keterangan tertulisnya dilaporkan Parlementaria, di Jakarta, Jumat (15/9).
Dia menyampaikan, trauma yang berkepanjangan akan berdampak buruk bagi kesehatan psikologis seperti PTSD dan gangguan kecemasan.
“Anak-anak punya ingatan yang kuat dalam merekam sesuatu. Jangan sampai mereka tumbuh dan berkembang dengan ingatan akan kekerasan,” ujar Netty.
Baca Juga: BNPB: Sepuluh Jembatan Terputus Akibat Banjir dan Longsor Sukabumi
Tidak hanya itu, Politisi Fraksi PKS DPR RI juga meminta agar pemerintah menarik pasukan yang ditempatkan di Rempang.
“Kericuhan yang terjadi kemarin menjadi bukti bahwa penggunaan aparat disertai penggunaan kekerasan tidak menyelesaikan masalah. Kapolri harus menarik pasukan dan mengevaluasi penanganan unjuk rasa Rempang,” beber Netty.
Jangan sampai karena ada kepentingan tertentu, lanjut Netty, kehadiran aparat di sana justru menjadi pemicu kericuhan.
“Pemerintah harus menggunakan cara-cara persuasif melalui dialog yang lebih intens kepada warga Rempang yang menolak. Hentikan penggunaan aparat dan gas air mata karena justru akan membuka ruang konflik yang lebih luas,” pungkasnya.(R/R1/P1)
Baca Juga: Indonesia Kecam Penyerangan RS Kamal Adwan di Gaza oleh Israel
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur di UIN: Peradaban Dimulai dengan Membaca