Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komisi X Soroti Beasiswa PPA

Risma Tri Utami - Jumat, 20 Januari 2017 - 07:48 WIB

Jumat, 20 Januari 2017 - 07:48 WIB

488 Views ㅤ

Anggota Komisi X DPR RI Rinto Subekti

Anggota Komisi X DPR RI Rinto Subekti

Jakarta, 21 Rabiul Akhir 1438/20 Januari 2017 (MINA) – Anggota Komisi X DPR RI Rinto Subekti menyoroti pelaksanaan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) karena aa melihat, ada implementasi yang kurang maksimal.

Pasalnya, serapan anggaran Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi masih jauh dari harapan.

“Saya ingin kilas balik waktu pembahasan APBN-P 2016, di mana pada saat itu Menteri mengajuan tambahan PPA sebesar Rp 50 miliar untuk PTN. Pada saat itu, awalnya di APBN 2016, anggaran PPA hanya ada di PTS Rp 50 miliar. Kenyataannya, realisasi yang terjadi jauh dari harapan,” katanya di sela-sela rapat kerja antara Komisi X dengan Menristekdikti Mohammad Nasir, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.

Politisi yang juga Anggota Badan Anggaran itu menilai,  beasiswa PPA yang tidak terserap maksimal, bisa diimplementasikan di anggaran yang lain. Namun ia menemukan, Pengurus BEM itu kesulitan mencairkan beasiswa PPA. Demikian laman resmi DPR yang dikutip MINA, Jumat.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

“Di dapil, setiap saya ketemu dengan pengurus BEM, mereka mengatakan syarat-syarat untuk PPA sudah tercukupi. Tetapi kenapa masih ada 25-26 persen tidak terserap. Beda dengan bidikmisi yang terserap luar biasa,” ujarnya.

Padahal menurutnya, karena banyak mahasiswa sangat pintar, syarat PPA itu pasti tercukupi. Tetapi kenyataannya tidak, ia mencurigai sosialiasi kepada kampus sangat minim, sehingga kampus tidak memahami.

Kemudian terkait anggaran kreatifitas mahasiswa, politisi F-PD itu menilai pada tahun 2015, kreatifitas mahasiswa di atas Rp 15 juta. Kemudian di tahun 2016, menyusut hingga Rp 7,5 juta. Bahkan di anggaran ini, masih ada kekurangan penyerapan sebesar 38 persen.

“Padahal, mahasiswa itu sebenarnya jika membuat kegiatan, tidak aneh-aneh. Saya berharap didalami  apakah ini kendala sosialisasi, atau ada kendala lain. Tolong ditegur ke seluruh PTN, penyerapan anggaran dimaksimalkan. Saya khawatir, anggaran kreatifitas dikurangi di 2017. Karena secara pecahannya kami belum bisa melihat,” tuturnya.

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

Politisi asal dapil Jawa Tengah itu juga meminta pembangunan infrastruktur dapat dilaksanakan secara merata, sehingga semua kampus mengalami kemajuan bersama.

Sebelumnya, Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan, realisasi serapan anggaran pada tahun 2015 hanya sebesar Rp 81,58 persen. Mengalami peningkatan pada tahun 2016 sebesar Rp 87,42 persen. (T/R09/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia