Kairo, 25 Jumadil Awwal 1436/16 Maret 2015 (MINA) – Perdana Menteri Mesir Ibrahim Mahlab mengatakan, Konperensi Ekonomi Mesir yang berakhir Senin (16/3) berlangsung sukses, di mana di akhir konperensi ditandatangani perjanjian investasi dengan sejumlah perusahaan multinasional, total bernilai AS$ 36,2 miliar.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengucapkan selamat kepada Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, atas kesuksesan konperensi ekonomi selama tiga hari itu dalam rangka membangun kembali ekonomi Mesir.
“Keberhasilan konferensi ini merupakan indikasi yang pasti dari keyakinan dunia atas kepemimpinan yang bijaksana yang kemudian akan diperoleh manfaatnya oleh Mesir di tingkat regional dan internasional,” kata Abbas, Al-Yaum News dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.
Mahmoud Abbas sebelumnya berpidato pada pembukaan konferensi ekonomi ini, di mana ia menekankan, kestabilan dan keamanan di Mesir adalah titik tumpu perdamaian, keamanan dan stabilitas di wilayah Timur-Tengah.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Sementara itu Ketua Lembaga Hak Asasi Manusia di Arab Saudi, Muhammad Fa’iq, menyatakan dukungannya atas terselenggaranya Konferensi Ekonomi Mesir, dan menyebutnya sebagai konferensi masa depan Mesir.
“Kami mendukung konferensi ini yang mempromosikan hak-hak ekonomi dan sosial, terutama kaitannya dalam menghadapi pertumbuhan penduduk serta keperluan unsur investasi dan sumber daya untuk mencapai keadilan sosial, terutama dalam takaran yang diperlukan untuk layanan dasar pengembangan kemampuan manusia dan untuk mencukupi kebutuhan hidup,” ujarnya.
Investasi
Pada penutupan konperensi, Perdana Menteri Mesir, Ibrahim Mahlab, menyatakan, konperensi dimaksudkan untuk mulai menghidupkan kembali perekonomian Mesir.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
“Kontrak investasi langsung yang ditandatangani senilai US$36,2 miliar,” kata Mahlab pada akhir konferensi yang diadakan di Sharm el-Sheikh, Kota Resort Laut Merah, Senin (16/3) pagi.
Kesepakatan itu meliputi investasi besar dari British Petroleum dan perusahaan mitra DEA dari Rusia sebesar US $ 12 miliar atau sekitar Rp. 159 triliun di ladang gas Mesir di West Nile Delta. Lalu, Siemens Jerman menandatangani kontrak listrik sebesar 4 miliar euro atau sekitar Rp. 55,6 triliun dengan Mesir.
Mesir juga melakukan pendanaan beberapa proyek senilai US $ 18,6 miliar atau sekitar Rp. 246 triliun, seperti untuk pembangkit listrik yang akan dibayarkan negara. Mesir pun memenangkan US $ 5,2 miliar atau sekitar Rp. 68,7 triliun, pinjaman dari lembaga-lembaga internasional. “Sekarang waktunya bagi kami untuk bekerja,” ungkap Mahlab. (T/P011/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon