Wina, MINA – Ibu kota Austria, Wina, menjadi saksi peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya, sebagai tuan rumah Kongres Yahudi Anti-Zionis Pertama, yang menegaskan, “tindakan pemerintah Israel tidak mewakili kami”.
Kongres dengan partisipasi ratusan aktivis Yahudi, intelektual, dan aktivis solidaritas dari seluruh dunia, mengangkat slogan “Menolak Zionisme sebagai ideologi politik.” Quds Press melaporkan, Sabtu (14/6).
Peserta kongres juga dengan tegas menyerukan pembentukan negara Palestina dengan kedaulatan dan hak penuh.
Kongres yang berlangsung tiga hari dan berakhir pada hari Sabtu, menyediakan platform untuk menegaskan kembali posisi yang menolak kebijakan Israel terhadap Palestina.
Baca Juga: Iran Kembali Tembak Jatuh Satu Jet Tempur Israel
Para peserta dengan suara bulat sepakat bahwa “Israel tidak mewakili semua orang Yahudi,” menekankan bahwa mengkritik kebijakannya bukanlah bentuk anti-Semitisme, melainkan sikap berprinsip menyikapi pendudukan, diskriminasi, dan pembersihan etnis.
Sejarawan terkemuka Israel Ilan Pappe mengatakan, kongres tersebut dihadiri oleh orang-orang Yahudi dari seluruh dunia yang “percaya bahwa masalahnya terletak pada ideologi Zionis yang menjadi dasar negara pendudukan Israel.”
Semua peserta kongres mendukung pembentukan negara Palestina yang mencakup semua penduduknya, baik Yahudi, Muslim, maupun Kristen, dan mereka menolak Israel berbicara atas nama mereka sebagai orang Yahudi.
Pappe menegaskan, pesan kongres tersebut terutama ditujukan kepada Barat, dengan menyatakan bahwa “kritik terhadap kebijakan Israel tidak dapat dianggap sebagai anti-Semitisme, terutama mengingat banyaknya orang Yahudi yang menolak kebijakan penindasan, pembersihan etnis, dan genosida yang dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza.”
Baca Juga: Sekjen PBB Desak Israel dan Iran Hentikan Eskalasi, Serukan Diplomasi
Sementara itu, aktivis Yahudi Amerika Katie Halper, menggambarkan kongres tersebut sebagai “momen bersejarah,” dengan menekankan bahwa “orang-orang Yahudi yang menentang Zionisme menyuarakan penolakan mereka terhadap pendudukan dan kejahatan Israel, berdasarkan keyakinan mereka terhadap nilai-nilai keadilan dan hak asasi manusia.”
Ia menambahkan, “Sebagai orang Yahudi, kami memiliki tanggung jawab untuk menunjukkan kebenaran kepada dunia: bahwa entitas Israel tidak mewakili kami atau berbicara atas nama kami, dan bahwa kami menolak genosida yang dilakukan terhadap rakyat Palestina.”
Halper menunjuk pada fakta ironis bahwa “entitas Israel dan para pendukungnya mengaku berbicara atas nama orang Yahudi, padahal kenyataannya yang terjadi adalah sebaliknya. Mereka menuduh kami membenci diri sendiri atau bersikap anti-Semit, tetapi pada kenyataannya, mereka mengabadikan anti-Semitisme dengan mengklaim bahwa semua orang Yahudi mendukung entitas yang didasarkan pada pendudukan.”
Ia menekankan bahwa “kejahatan yang dilakukan pemerintah Israel atas nama kami sebagai orang Yahudi hanya memicu kebencian dan kekerasan.”
Baca Juga: Tujuh Tentara Israel Terluka dalam Serangan Iran
Ia menyimpulkan dengan mengatakan, “Masalahnya bukan tentang kami sebagai orang Yahudi, tetapi tentang posisi moral kami dalam mendukung dan berdiri di samping orang Palestina. Semakin keras suara orang Yahudi yang menolak apa yang terjadi, semakin sulit bagi pemerintah pendudukan untuk mengklaim mewakili kita semua.”
Kongres Yahudi Anti-Zionis Pertama tersebut merupakan tonggak sejarah, yang mempertemukan orang-orang Yahudi dari berbagai latar belakang dan kebangsaan serta aktivis kemanusiaan dari berbagai dunia, untuk menegaskan penolakan mereka terhadap Zionisme dan dukungan mereka terhadap solusi yang didasarkan pada pembentukan negara Palestina yang berdaulat penuh di tanah airnya sendiri.
Kongres juga menegaskan kembali bahwa kritik tidak ditujukan pada Yudaisme sebagai sebuah agama, melainkan pada pendudukan dan praktik genosida yang dilakukan atas namanya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran Desak Dewan Keamanan PBB Gelar Sidang Darurat Usai Serangan Israel