Jenewa, 12 Dzulhijjah 1437/14 September 2016 (MINA) – Konvoi bantuan menumpuk di perbatasan Turki-Suriah, menunggu pemerintah Damaskus memberikan izin memasuki Suriah, PBB mengatakan.
Gencatan senjata yang dinilai rapuh mulai berlaku saat matahari terbenam pada hari Senin, sebagian besar wilayah Suriah tampak menerapkan itu.
Utusan PBB untuk Suriah pada Selasa (13/9) memuji kekerasan yang mengalami penurunan signifikan setelah lebih dari 24 jam kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi oleh Amerika Serikat dan Rusia.
“Hari ini, ketenangan tampaknya telah terjadi di kota Hama, Latakia, Aleppo dan pedesaan Aleppo dan Idlib. Hanya ada beberapa tuduhan insiden sporadis dan pengepungan secara geografis,” kata Staffan de Mistura saat konferensi pers di Jenewa. “Sumber di lapangan yang memang penting, termasuk dalam kota Aleppo, mengatakan, situasi secara dramatis meningkat tanpa serangan udara.”
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Organisasi pemantau Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR) yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa mereka tidak menerima satu pun laporan adanya korban tewas dari kombatan atau warga sipil di setiap wilayah yang dicakup oleh gencatan senjata.
“Sejauh ini adalah gencatan senjata paling sukses,” kata SOHR Rami Abdulrahman Al Jazeera, Selasa, demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Namun, kesepakatan gencatan senjata tidak berlaku untuk kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) atau mantan kelompok Al-Qaedah, Jabhat Fateh Al-Sham. (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata