Kota-kota AS Adakan Protes Hari Tanpa Imigran

Demonstrasi menentang deportasi imigran melibatkan anak-anak dari warga imigran di . (Foto: dok. JackieWhiting)

 

Washington, 19 Jumadil Awwal 1438/17 Februari 2017 (MINA) – Pada hari Kamis (16/2), para imigran di seluruh Amerika Serikat (AS) melakukan protes menentang kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump dengan mengadakan gerakan Hari Tanpa Imigran.

Hhari itu, banyak imigran di seluruh AS memilih tinggal di rumah, libur dari sekolah dan bekerja serta tidak berbelanja, bertujuan menunjukkan betapa pentingnya mereka bagi perekonomian dan cara hidup di negara itu.

Hari Tanpa Imigran telah diagendakan di kota-kota besar, termasuk Philadelphia, Washington, Boston, Houston, Chicago dan New York, demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.

Protes jenis ini mendapatkan momentum di media sosial dan dari mulut ke mulut, tercipta dalam menanggapi Presiden AS Donald Trump yang pemerintahannya telah berjanji untuk meningkatkan deportasi imigran yang tinggal di negara itu secara ilegal.

Dalam kampanyenya ketika sebelum pemilu, Trump berjanji akan membangun dinding di sepanjang perbatasan AS-Meksiko, dan ia menyalahkan imigran terkait pengangguran yang tinggi. Dalam jabatan barunya sebagai presiden, ia telah mencoba untuk menerapkan larangan sementara terhadap orang-orang dari tujuh negara berpenduduk mayoritas Muslim untuk memasuki AS.

Pengusaha dan lembaga di beberapa kota sudah mengungkapkan solidaritasnya pada hari Rabu dengan para pekerja imigran.

Panitia gerakan di Philadelphia mengatakan, mereka memperkirakan ada ratusan pekerja dan keluarga mereka yang berpartisipasi pada Hari Tanpa imigran.

“Tujuan kami adalah untuk menyoroti kebutuhan bagi Philadelphia dan memperluas kebijakan yang bisa menghentikan kriminalisasi terhadap masyarakat kulit berwarna,” kata Erika Almiron, direktur eksekutif Juntos, sebuah kelompok nirlaba yang mempekerjakan komunitas imigran Latino. “Apa yang akan terjadi jika serangan besar-besaran terjadi? Apa yang akan kota ini lihat?”

Walikota Philadelphia Jim Kenney adalah di antara para pemimpin di beberapa kota yang telah berjanji menolak untuk membantu penegak hukum federal melakukan deportasi.

Beberapa restoran di Washington DC juga tutup di hari itu sebagai solidaritas terhadap pengunjuk rasa.

Restoran di New York dan Philadelphia juga mengatakan mereka akan berpartisipasi dalam protes satu hari.

Seruan untuk boikot muncul setelah selama pekan lalu terjadi serangkaian imigrasi yang menjaring hampir 680 orang untuk dideportasi.

Setidaknya 11 juta orang tinggal di AS tanpa dokumen yang resmi.

Menurut lembaga Pew Research Centre, imigran gelap berjumlah sekitar 9 persen dari karyawan di industri hotel dan restoran pada tahun 2014. (T/RI-1/RS1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.