Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kota-kota AS Adakan Protes Hari Tanpa Imigran

Rudi Hendrik - Jumat, 17 Februari 2017 - 13:51 WIB

Jumat, 17 Februari 2017 - 13:51 WIB

321 Views

Demonstrasi menentang deportasi imigran melibatkan anak-anak dari warga imigran di Amerika Serikat. (Foto: dok. JackieWhiting)

Demonstrasi menentang deportasi imigran melibatkan anak-anak dari warga imigran di Amerika Serikat. (Foto: dok. JackieWhiting)

 

Washington, 19 Jumadil Awwal 1438/17 Februari 2017 (MINA) – Pada hari Kamis (16/2), para imigran di seluruh Amerika Serikat (AS) melakukan protes menentang kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump dengan mengadakan gerakan Hari Tanpa Imigran.

Hhari itu, banyak imigran di seluruh AS memilih tinggal di rumah, libur dari sekolah dan bekerja serta tidak berbelanja, bertujuan menunjukkan betapa pentingnya mereka bagi perekonomian dan cara hidup di negara itu.

Hari Tanpa Imigran telah diagendakan di kota-kota besar, termasuk Philadelphia, Washington, Boston, Houston, Chicago dan New York, demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.

Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi

Protes jenis ini mendapatkan momentum di media sosial dan dari mulut ke mulut, tercipta dalam menanggapi Presiden AS Donald Trump yang pemerintahannya telah berjanji untuk meningkatkan deportasi imigran yang tinggal di negara itu secara ilegal.

Dalam kampanyenya ketika sebelum pemilu, Trump berjanji akan membangun dinding di sepanjang perbatasan AS-Meksiko, dan ia menyalahkan imigran terkait pengangguran yang tinggi. Dalam jabatan barunya sebagai presiden, ia telah mencoba untuk menerapkan larangan sementara terhadap orang-orang dari tujuh negara berpenduduk mayoritas Muslim untuk memasuki AS.

Pengusaha dan lembaga di beberapa kota sudah mengungkapkan solidaritasnya pada hari Rabu dengan para pekerja imigran.

Panitia gerakan di Philadelphia mengatakan, mereka memperkirakan ada ratusan pekerja dan keluarga mereka yang berpartisipasi pada Hari Tanpa imigran.

Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel

“Tujuan kami adalah untuk menyoroti kebutuhan bagi Philadelphia dan memperluas kebijakan yang bisa menghentikan kriminalisasi terhadap masyarakat kulit berwarna,” kata Erika Almiron, direktur eksekutif Juntos, sebuah kelompok nirlaba yang mempekerjakan komunitas imigran Latino. “Apa yang akan terjadi jika serangan besar-besaran terjadi? Apa yang akan kota ini lihat?”

Walikota Philadelphia Jim Kenney adalah di antara para pemimpin di beberapa kota yang telah berjanji menolak untuk membantu penegak hukum federal melakukan deportasi.

Beberapa restoran di Washington DC juga tutup di hari itu sebagai solidaritas terhadap pengunjuk rasa.

Restoran di New York dan Philadelphia juga mengatakan mereka akan berpartisipasi dalam protes satu hari.

Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis

Seruan untuk boikot muncul setelah selama pekan lalu terjadi serangkaian imigrasi yang menjaring hampir 680 orang untuk dideportasi.

Setidaknya 11 juta orang tinggal di AS tanpa dokumen yang resmi.

Menurut lembaga Pew Research Centre, imigran gelap berjumlah sekitar 9 persen dari karyawan di industri hotel dan restoran pada tahun 2014. (T/RI-1/RS1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel

Rekomendasi untuk Anda

Amerika
Palestina
Internasional
Internasional
Internasional
Internasional