KOTA TENDA TURKI BAHAGIAKAN PENGUNGSI SURIAH

Toko tukang cukur di kota tenda pengungsi Suriah di Fasilitas Akomodasi Suleyman Shah, distrik Akcakale, provinsi Sanliurfa Turki. (Foto: AA)
Toko tukang cukur di kota tenda di Fasilitas Akomodasi Suleyman Shah, distrik Akcakale, provinsi Sanliurfa . (Foto: AA)

Oleh: Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Kamp pengungsi selalu identik dengan lingkungan kumuh penuh tenda, di mana ribuan pengungsi hidup diam hanya mengharap bantuan datang dari berbagai lembaga kemanusiaan tanpa memiliki pekerjaan yang berarti.

Namun gambaran kamp pengungsi pada umumnya itu tidak terlihat di Turki, tepatnya di distrik Akcakale, provinsi Sanliurfa, Turki Tenggara.

Lebih 10 penata rambut bekerja pada saat yang sama di toko tukang cukur pria yang penuh oleh pelanggan di Sanliurfa.

Mereka memiliki semua kebutuhan yang diperlukan, dari kursi penata rambut hingga alat cukur listrik, dari pengering rambut hingga gunting dan cermin. Hal ini tidak berbeda dari setiap toko tukang cukur lainnya di tengah kota. Kecuali satu yang berbeda, toko cukur ini adalah sebuah tenda dan semua karyawannya adalah warga Suriah yang menyelamatkan diri dari perang.

Toko ini terletak di Fasilitas Akomodasi Suleyman Shah yang didirikan di distrik Akcakale oleh Perdana Menteri Turki pada 2012 untuk menawarkan tempat tinggal yang layak bagi warga Suriah.

Ini hanyalah salah satu dari 5.200 tenda yang membentuk 10 lingkungan di Fasilitas Akomodasi Suleyman Shah. Dan lingkungan ini hidup oleh berbagai aktivitas setiap jamnya.

Karyawan penata rambut mengatakan, kondisi itu lebih dari tempat kerja mereka dahulu saat di Suriah. Di sini, mereka bisa melupakan segala keburukan yang mereka alami di negaranya yang dilanda perang.

Perang saudara yang menghancurkan di Suriah, dimulai pada Maret 2011, kini telah merenggut lebih 211.000 jiwa dan tampaknya belum memiliki tanda-tanda akan berakhir.

“Di sini adalah tempat yang sangat bersih, higenis, bagus dan lapang. Kami tidak memiliki masalah listrik. Kami memiliki AC, air panas. Kami nyaman bekerja di sini tanpa masalah,” kata Mohammed Abdulrazzak (37 tahun) yang telah bekerja sebagai penata rambut selama sekitar tiga tahun.

Mohammed adalah seorang ayah dari lima anak. Dia menderita cedera punggung selama lebih dari tiga tahun setelah terkena potongan pecahan peluru di kota kelahirannya Idlib.

“Terima kasih kepada tempat ini, kami tidak duduk di tenda-tenda dengan iseng. Kami bisa melupakan kenangan buruk kami saat bekerja,” tambahnya. “Mereka juga memungkinkan orang cacat untuk bekerja di sini.”

Penata rambut lain, Musab Yasin (31) telah bekerja sebagai tukang cukur selama dua tahun.

“Yang paling penting adalah tempat ini membantu kami memberi makan keluarga kami dan melupakan masalah kami,” katanya.

Sebagai seorang ayah dari tiga anak laki-laki, Yasin juga menanggung dua anak saudaranya yang tewas di Hama, Suriah barat, dua tahun lalu.

Di sisi lain, wanita Suriah energik berusia 52 tahun, Jamila Salih, dia telah bekerja selama tiga tahun di Fasilitas Akomodasi Suleyman Shah, bukan sebagai penata rambut, tetapi sebagai kepala penjahit dan desainer.

Bersama 19 karyawan wanitanya, ia mendesain dan menjahit baju baru di toko penjahit di kota tenda.

“Sekarang kami sedang mempersiapkan pakaian untuk anak-anak guna Idul Fitri,” kata Salih.

“Ketika saya datang ke sini, saya merasa lega. Ketika saya tidak bekerja selama satu hari, saya merasa seperti tidak bekerja selama satu tahun dan saya rindu datang ke sini,” katanya.

Fasilitas Akomodasi Suleyman Shah adalah salah satu pusat fasilitas terbesar dan terlengkap yang dibuka untuk warga Suriah di Turki. Fasilitas ini menampung sekitar 30.000 orang dari hampir setiap kota di Suriah, berfungsi sebagai sebuah distrik yang nyata.

Seminar di kota tenda pengungsi Suriah di Fasilitas Akomodasi Suleyman Shah, distrik Akcakale, provinsi Sanliurfa, Turki. (Foto: dok. Haber Monitor)
Seminar di kota tenda pengungsi Suriah di Fasilitas Akomodasi Suleyman Shah, distrik Akcakale, provinsi Sanliurfa, Turki. (Foto: dok. Haber Monitor)

Di sini juga dibangun sekolah dasar dan menengah, di mana total 8.000 siswa dapat belajar, serta TK yang bisa menampung 1.200 anak.

Dapat ditemukan ada 20 masjid kecil yang mempekerjakan 100 petugas agama, 40 dari mereka adalah perempuan.

Kompleks rumah sakit mobile menawarkan kapasitas 50 tempat tidur. Dan ada fasilitas rekreasi, di mana tersedia pertunjukan teater, pameran, fasilitas pernikahan dan kegiatan olahraga.

Ada juga enam supermarket dan area bazaar di mana beberapa penjaja Suriah menjual berbagai kebutuhan. Warga lainnya membuka usaha toko kelontong yang mereka didirikan di bagian tenda mereka.

Kota tenda juga memiliki total 54 kendaraan, termasuk tersedia ambulans, truk pemadam kebakaran dan traktor.

Pemerintah Turki juga memberikan setiap individu tunjangan, termasuk bayi, sebesar 80 lira Turki (sekitar $ 30) per bulan, berjumlah sekitar 600 lira Turki (sekitar $ 230) untuk keluarga yang anggotanya tujuh orang.

“Ini adalah tempat yang sangat penting bagi saya,” kata penjahit Jamila. “Jika semuanya kembali normal di negara kami suatu hari, saya akan menjadi orang terakhir yang pergi dari sini. Saya sangat senang di sini.”

Di Turki ada 25 , 16 di antaranya adalah kota kontainer dan sembilan lainnya adalah kota tenda.

Turki berbatasan dengan Suriah sepanjang 900km dan menurut PBB telah melindungi lebih 1,7 juta orang Suriah.

Menurut data pemerintah, negara telah menghabiskan lebih $ 6 miliar sejauh ini untuk pengungsi, sementara bantuan masyarakat internasional mencapai $ 300 juta. (T/P001/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0