Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Krisis Keuangan, Abbas Pecat Semua Penasihatnya

Rudi Hendrik - Selasa, 20 Agustus 2019 - 05:58 WIB

Selasa, 20 Agustus 2019 - 05:58 WIB

0 Views

FILE - In this Oct. 18, 2014 file photo, Palestinian President Mahmoud Abbas speaks during a meeting of the Fatah revolutionary council in the West Bank city of Ramallah. Abbas has threatened to stop security coordination with Israel if the country continues to withhold millions of dollars of Palestinian tax revenue, a senior Palestinian official said Sunday, Feb. 22, 2015. Nabil Shaath said President Mahmoud Abbas warned European leaders on a trip to Europe last week that Palestinian officials would discuss the matter during a Palestinian central council meeting next week. (AP Photo/Majdi Mohammed, File)

Ramallah, MINA – Presiden Palestina Mahmoud Abbas memecat semua penasihatnya, sumber dari kantornya mengatakan pada Senin (19/8), di tengah krisis keuangan yang melanda Tepi Barat yang diduduki dan mendorong pemotongan gaji besar-besaran.

Namun, Kantor Kepresidenan Palestina tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang jumlah penasihat yang dipecat, hanya menunjuk pada pernyataan singkat yang dikeluarkan melalui kantor berita resmi Palestina WAFA.

Langkah ini dilakukan di tengah krisis pengeluaran menyusul keputusan Israel pada Februari lalu untuk menahan sekitar 10 juta dolar AS per bulan dalam transfer pajak milik Otoritas Palestina (PA), demikian Nahar Net melaporkan.

Israel mengumpulkan sekitar 190 juta dolar AS sebulan dalam bea cukai yang dikenakan pada barang-barang yang ditujukan untuk pasar Palestina yang transit melalui pelabuhannya.

Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina

Uang ini kemudian seharusnya ditransfer ke pemerintah Palestina.

Jumlah yang dikurangkan sebesar 138 juta dolar AS untuk tahun ini, sesuai dengan apa yang dikatakan Israel bahwa PA membayar konpensasi kepada para tahanan yang ditahan di penjara-penjara Israel atau keluarga mereka pada tahun 2018.

Tahanan yang telah melakukan serangan terhadap warga Israel adalah di antara mereka yang menerima pembayaran konpensasi. Israel mengatakan bahwa kebijakan PA itu mendorong kekerasan lebih lanjut terhadap Israel.

Palestina memandang tahanan itu sebagai orang yang berperang melawan pendudukan Israel dan dana itu mendukung keluarga yang kehilangan pencari nafkah utama.

Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah

Abbas telah menuduh Israel melakukan pemerasan dan menolak mengambil transfer pajak, yang merupakan 65 persen dari pendapatan PA.

PA telah memotong gaji sebagian besar dari puluhan ribu karyawannya hingga setengahnya agar pemerintah tetap bertahan.

Di atas sengketa pajak, Amerika Serikat juga telah memotong ratusan juta dolar bantuan kepada Palestina melalui berbagai program. (T/RI-1/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan  

Rekomendasi untuk Anda

Desa Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah terendam banjir pada Februari 2024. (Istimewa)
Indonesia
Indonesia
Internasional
Khutbah Jumat