Jakarta, MINA – BNI Syariah bersama Kelompok Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomika dan Bisnis (KSEI FEB) Universitas Diponegoro bersinergi menyelenggarakan National Webinar 11th Sharia Economic Activity (Sehati) 2020.
Webinar dengan tema ”Reconstruction of The Halal Industry Towards Indonesia as The Center For Global Islamic Economy” ini bertujuan untuk mendorong peningkatan awareness industri halal di kalangan masyarakat dan akademisi, demikian keterangan pers di Jakarta, Ahad (13/9).
Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah, Wahyu Avianto berharap National Webinar 11th Sharia Economic Activity (Sehati) 2020 ini bisa meningkatkan pemahaman dan literasi masyarakat mengenai keuangan syariah.
“Berdasarkan data Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLK) 2019 Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia masih cukup rendah yaitu masing-masing 8,9% dan 9,1%,” kata Wahyu.
Baca Juga: IKAPI Gelar Islamic Book Fair 2025, Catat Agendanya
Perbankan syariah memiliki peluang yang besar didukung oleh besarnya potensi bisnis industri halal. Berdasarkan riset dari State of the Global Islamic Economy Report tahun 2019, potensi bisnis industri halal sebesar US$ 2,2 triliun, terdiri dari halal food, fashion, media, tourism, pharmacy, cosmetics, dan umrah.
Bisnis industri halal, kedepannya menurut Wahyu, masih akan menghadapi beberapa tantangan diantaranya adalah banyaknya terjadi perubahan yang tidak terduga (turbulent) sehingga membuat lingkungan bisnis, sosial, dan industri berubah sangat cepat.
Selain itu, faktor ketidakpastian (uncertainty), menyebabkan banyak hal baru yang sifatnya tidak terduga (novelty), serta ketidakjelasan akibat terlalu banyak informasi (ambiguous). “Semua faktor tersebut menjadi tantangan kita dalam mengembangkan ekosistem halal,” kata Wahyu.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, diperlukan inovasi dan kolaborasi. Inovasi digital saat ini meningkatkan peran bank syariah, tidak hanya dari sisi permodalan tapi juga untuk mempermudah sistem pembayaran.
Baca Juga: Semangat dan Haru Iringi Pemberangkatan Kloter Pertama Haji dari Surabaya
Selain digitalisasi, untuk meningkatkan industri halal juga harus dilakukan melalui kolaborasi. Kolaborasi ini dilakukan BNI Syariah salah satunya dengan mengembangkan Platform Sekolah Pintar. Dengan kolaborasi, menurut Wahyu Avianto, peran bank sebagai kolaborator dengan ekosistem terkait (open banking).
Dalam webinar yang dihadiri lebih dari 250 peserta ini, Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah, Wahyu Avianto hadir sebagai pembicara. Webinar dibuka oleh Ketua Dewan Pembina Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno, dan dihadiri oleh Wakil Rektor III Bidang Komunikasi dan Bisnis Universitas Diponegoro, Dwi Cahyo Utomo; serta Wakil Dekan I Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Firmansyah. (R/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Indonesia Alihkan Ekspor ke Eropa dan Australia Hadapi Tarif Tinggi dari AS
Baca Juga: Airlangga: Tarif Impor AS ke Produk Indonesia Bisa Tembus 47 Persen
Baca Juga: Google Akui Kesalahan Data Nilai Tukar Rupiah ke Dolar AS