Dubai, 11 Muharram 1438/12 Oktober 2016 (MINA) – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ekonomi Islam Global Ke-2 di Dubai, Uni Emirat Arab, pada Selasa (11/10) memutuskan untuk berupaya mengembangkan produk-produk Muslim dalam sektor ekonomi pasar dunia.
“Tujuan konferensi adalah untuk meningkatkan peran perbankan dan keuangan untuk lebih membuka peluang Muslim di sektor lain seperti pertanian, makanan, pakaian, pariwisata, dan seni,” kata Majid Al-Ghurair, Ketua Dubai Chamber of Commerce dan anggota dewan Pembangunan Pusat Ekonomi Islam Dubai.
“Ini yang membedakan ekonomi Islam dari negara lain di seluruh dunia,” lanjut Al-Ghurair, laporan Kantor Berita Islam MINA dari sumber Saudi Gazette.
Menurutnya, produk dan jasa saat ini masih belum memenuhi kebutuhan untuk penduduk Muslim.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Mereka tetap terbatas dan kurang kualitas yang diinginkan. Karena itu, salah satu tujuan utama konferensia adalah mendorong produk-produk berkualitas tinggi dan layanan di berbagai sektor,” ujarnya.
“Masyarakat Islam di dunia modern, terutama di Barat, telah membentuk ekonomi Islam yang berbeda, karena mereka berpendidikan tinggi, mencari produk yang baik dan mencari nilai uang. Ini telah mendorong peningkatkan produk yang kompetitif di pasar dunia,” imbuhnya.
Banyak produk Muslim yang kini membanjiri pelanggan di Eropa dan Amerika Utara serta untuk komunitas lainnya di negara-negara Muslim. Juga, produk Muslim menjadi tren di Barat, dan mendapatkan pengakuan internasional, paparnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Sheikh Mohammed bin Rashid Al-Maktoum mengatakan, ekonomi Islam terdiri dari populasi Muslim di seluruh dunia, termasuk di negara-negara non-Muslim.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Menurutnya, ekonomi Islam bukan hanya menjadi perhatian bagi umat Islam. Banyak lembaga keuangan asing yang membuka pintu mereka untuk mengadakan transaksi dan berpartisipasi dalam mengembangkan produk-produk Muslim.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ekonomi Islam Global Ke-2 dimulai Selasa (11/10) diselengarakan atas fasilitas Sheikh Mohammed bin Rashid Al-Maktoum, Wakil Presiden, Perdana Menteri UAE dan Penguasa Dubai, dengan mengundang lebih dari 3.000 pemimpin, pengambil keputusan, dan ahli untuk mengeksplorasi berbagai sektor dan tren utama di pasar Muslim global.
KTT juga mengangkat berbagai topik ekonomi yang terintegrasi seperti: pasar wisata Muslim, pengusaha dan Usaha Kecil Menengah, permintaan seni Islam, peran pemerintah Muslim, dan peran media sosial.
KTT ini berfungsi sebagai payung global di Dubai, yang dijuluki sebagai ibukota ekonomi dunia Islam, membicarakan berbagai solusi terhadap tantangan yang dihadapi ekonomi Islam. KTT juga menyoroti peran ekonomi Islam dalam pembangunan sosial berkelanjutan.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Abdulla Mohammed Al-Awar CEO Dubai Chamber of Commerce mengatakan, diskusi pada pertemuan puncak tahunan diharapkan dapat memperkaya rencana pembangunan, serta mengkonsolidasikan upaya pemerintah, organisasi swasta dan semua segmen sosial dalam membangun dunia yang lebih berkelanjutan.
“Kami berusaha untuk meningkatkan kesadaran internasional tentang pentingnya standar Islam dalam kegiatan keuangan dan ekonomi. Kami juga yakin bahwa KTT akan memotivasi para pemuda untuk berpartisipasi secara aktif dalam membentuk masa depan yang menjamin prestasi aspirasi mereka,” ujar Al-Awar.
Tampil sebagai pembicara KTT selain para pakar ekonomi Islam dunia, Presiden Mauritius Ameenah Gurib, Mohammad Al-Gergawi (Menteri Kabinet dan Masa Depan dan Ketua Dewan Pembangunan Pusat Ekonomi Islam Dubai), Obaid Humaid Al-Tayer (Menteri Negara Urusan Keuangan UEA), Chiara Appendino (Walikota Turin, Italia) dan Mohammed Al-Hashel (Gubernur Bank Sentral Kuwait). (T/P4/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng