Jakarta, MINA – Kualitas udara di Jakarta menunjukkan tanda mambaik dibandingkan kemarin. Berdasarkan data pemantauan kualitas udara dari situs IQAir pada Kamis pagi (15/5), indeks kualitas udara (Air Quality Index/AQI) tercatat berada di angka 96, yang masuk dalam kategori sedang, namun tidak sehat bagi kelompok rentan.
Angka ini menunjukkan adanya penurunan polusi udara tetapi masih berdampak pada kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, serta penderita penyakit pernapasan dan jantung. Partikulat halus (PM2.5) menjadi polutan dominan yang berkontribusi terhadap tingginya AQI di wilayah tersebut.
Masyarakat masih diimbau agar membatasi aktivitas di luar ruangan, terutama pada pagi dan sore hari saat konsentrasi polutan cenderung lebih tinggi.
Kondisi itu dipengaruhi oleh kombinasi antara tingginya emisi kendaraan bermotor, aktivitas industri, dan faktor meteorologi seperti kecepatan angin rendah dan suhu udara yang tinggi.
Baca Juga: Prabowo di Parlemen OKI: Perjuangan Palestina Makin Kuat Jika Dunia Islam Bersatu
Sementara itu, pakar kesehatan lingkungan dari Universitas Indonesia, Dr. Lestari Dewi, menjelaskan bahwa paparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis. “PM2.5 yang sangat kecil bisa masuk ke paru-paru dan aliran darah, memicu inflamasi hingga memperburuk kondisi jantung dan paru,” ungkapnya.
Kategori AQI antara 50 hingga 100 diklasifikasikan sebagai “Tidak Sehat bagi Kelompok Sensitif” oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA). Dalam kondisi ini, pemerintah dan masyarakat diimbau untuk mengambil langkah mitigasi guna mengurangi paparan polusi.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga mengajak masyarakat untuk turut serta dalam menjaga kualitas udara dengan cara menggunakan transportasi umum, beralih ke kendaraan listrik, serta menanam lebih banyak pohon di lingkungan tempat tinggal. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Puan Maharani Tolak Wacana Relokasi Warga Gaza, Tekankan Solusi Damai