Kuwait, MINA – Kuwait membantah pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengatakan bahwa Kuwait akan menjadi negara berikutnya yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Dalam surat kabar Kuwait Al-Qabas mengutip dalam terbitannya yang diterbitkan hari ini, Senin (21/9), sumber pemerintah, mengatakan bahwa posisi Kuwait tentang normalisasi dengan Israel adalah tetap dan tidak berubah.
“Kuwait teguh pada posisinya bersama Palestina,” demikian ditegaskan.
Sumber itu menambahkan, seperti dikutip dari Shehab News Agency, pernyataan Trump itu tidak diucapkan di sela-sela pertemuannya dengan Sheikh Nasser Sabah Al-Ahmad, yang mewakili Emir negara dalam menerima Medali Merit Militer dengan pangkat Panglima, diberikan kepada Emir dari Presiden AS.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Sumber tersebut menekankan, Kuwait tidak menghadapi tekanan apa pun untuk mengubah posisinya dan menolak normalisasi dengan Israel, keputusan Kuwait adalah masalah kedaulatan dan tidak berubah.
Sumber-sumber tersebut menunjukkan bahwa Kuwait berdiri bersama rakyat Palestina untuk mendapatkan hak penuh mereka dan mencapai solusi yang adil berdasarkan kerangka acuan untuk perdamaian, yang terutama di antaranya adalah resolusi legitimasi internasional, inisiatif perdamaian Arab, dan solusi dua negara.
Pernyataan Presiden AS Donald Trump baru-baru ini bahwa Kuwait mungkin menjadi negara berikutnya yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, memicu gelombang interaksi yang luas, terutama di dalam negeri Kuwait. (T/R12/P1)
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza