Bambari, Republik Afrika Tengah, 26 Rajab 1436/15 Mei 2015 (MINA) – Faksi bersenjata di Republik Afrika Tengah (CAR) membebaskan lebih 350 anak yang diperbudak, sebagai pelaksanaan kesepakatan damai yang ditengahi PBB, untuk menyelesaikan dua tahun konflik sektarian.
Sebanyak 357 anak-anak dibebaskan di kota Bambari, Kamis (14/5), sekitar 200 km timur laut dari ibukota Bangui.
Anak-anak diberi pemeriksaan medis dan dilakukan upaya untuk melacak keluarga mereka, Al-Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat (15/5).
Diperkirakan ada 6.000-10.000 anak-anak dianggap bekerja sebagai pejuang, budak seks atau pekerja kasar untuk kelompok milisi yang berseteru di negara itu.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Para pemimpin kelompok bersenjata telah menandatangani perjanjian pekan lalu di Bangui yang salah satu poin tuntutannya adalah pembebasan anak-anak.
Tiga upacara terpisah berlangsung pada Kamis dekat Bambari, di mana anak-anak dibebaskan dari kelompok milisi Kristen dan milisi Muslim.
Menurut perwakilan UNICEF di CAR, Mohamed Malick Fall, sebagian anak-anak dibawa ke perawatan UNICEF dan usia termuda 12 tahun.
“Setelah dua tahun pertempuran sengit, pelepasan anak oleh kelompok-kelompok ini adalah langkah nyata menuju perdamaian,” katanya.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
UNICEF mengatakan, pekerja sosial akan mencoba untuk menyatukan kembali anak-anak dengan keluarganya ketika kondisi keamanan memungkinkan. Anak-anak lain akan tinggal dengan keluarga angkat sampai kerabat kandungnya dapat ditemukan.
Puluhan ribu warga CAR telah mengungsi ke negara-negara tetangga di tengah terjadinya kekerasan etnis, di mana milisi Kristen menargetkan warga sipil Muslim yang dituduh mendukung milisi Muslim.
UNICEF meyakini masih ada lebih dari 6.000 anak-anak di antara para pejuang, termasuk yang digunakan sebagai koki dan utusan. Gadis dan perempuan muda juga telah dipaksa ke dalam hubungan seksual dengan pemberontak.
Dalam kesepakatan yang dipuji oleh PBB sebagai langkah penting menuju perdamaian, sepuluh kelompok bersenjata di CAR setuju pada akhir pekan lalu menyepakati perjanjian damai yang mengharuskan mereka untuk melucuti senjatanya dan berpotensi menghadapi pengadilan terkait kejahatan perang.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Presiden sementara CAR Catherine Samba-Panza telah menjadwalkan pemilu pada akhir tahun ini di bawah dukungan dari pasukan perdamaian Perancis dan PBB. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)