Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan: Inggris, Prancis Batalkan Rencana Akui Negara Palestina

Hasanatun Aliyah Editor : Sri Astuti - 53 detik yang lalu

53 detik yang lalu

1 Views

Demonstrasi di London, Inggris tunjukkan solidaritas Palestina. (Quds Press)

London, MINA – Rencana Inggris dan Prancis untuk mengakui negara Palestina dalam konferensi perdamaian internasional yang dijadwalkan berlangsung di New York, Amerika Serikat pada 17–20 Juni 2025 dibatalkan.

Keputusan ini menjadi langkah mundur yang mengejutkan setelah sebelumnya kedua negara Eropa itu menyatakan dukungan kuat terhadap penentuan nasib sendiri rakyat Palestina sebagai tanggapan atas aksi genosida Israel di Gaza dan pembersihan etnis di Tepi Barat yang diduduki.

Konferensi yang disponsori bersama oleh Prancis dan Arab Saudi awalnya dinilai sebagai peluang diplomatik besar untuk mendorong pengakuan negara Palestina oleh negara-negara Barat.

Namun menurut laporan The Guardian yang dikutip Middle East Monitor, Selasa (10/6), para diplomat telah mengonfirmasi bahwa fokus konferensi dialihkan hanya pada pembahasan umum mengenai langkah-langkah menuju pengakuan, bukan pengakuan itu sendiri.

Baca Juga: Spanyol Panggil Diplomat Israel terkait Serangan Kapal Madleen

Padahal sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut pengakuan Palestina sebagai “kewajiban moral dan kebutuhan politik.” Namun, tekanan politik dan diplomatik dari berbagai pihak, serta kondisi di lapangan yang masih belum stabil, menyebabkan Paris dan London mengambil langkah hati-hati.

Beberapa prasyarat yang ditetapkan mencakup gencatan senjata permanen di Gaza, pembebasan sandera Israel, dan reformasi besar dalam struktur palestina/">Otoritas Palestina.

Langkah ini dianggap sebagai kompromi terhadap kepentingan Israel, terutama di tengah fakta bahwa dukungan publik di Israel terhadap solusi dua negara semakin menurun. Hanya sekitar 20 persen warga Israel mendukung pendirian negara Palestina, sementara mayoritas mendukung pemindahan warga Palestina keluar dari wilayah Israel, sebuah sikap yang dikritik luas sebagai bentuk dukungan terhadap pembersihan etnis.

Sebaliknya, dukungan terhadap pengakuan negara Palestina terus meningkat di Eropa. Irlandia, Spanyol, dan Norwegia telah mengambil langkah pengakuan resmi pada tahun lalu, dan sejumlah anggota parlemen Inggris, termasuk dari Partai Konservatif, mulai menyuarakan dukungan serupa.

Baca Juga: Trump Resmi Berlakukan Larangan Perjalanan bagi Warga dari 12 Negara

Arab Saudi yang menjadi tuan rumah bersama konferensi telah mengkritik keras tindakan Israel di Gaza, menyebutnya sebagai genosida, dan menolak kemungkinan normalisasi hubungan dengan Tel Aviv.

Upaya Prancis untuk menukar pengakuan negara Palestina dengan normalisasi Arab terhadap Israel pun dipandang telah gagal, terutama di tengah kemarahan publik Arab terhadap agresi militer Israel.

Kelompok The Elders, yang terdiri dari tokoh-tokoh senior dunia, turut mengecam langkah Inggris dan Prancis, dan mendesak agar pengakuan terhadap Palestina tidak dijadikan alat tawar-menawar, melainkan sebagai langkah nyata menuju perdamaian yang adil dan berkelanjutan. []

 

Baca Juga: 60 Orang Ditangkap dalam Unjuk Rasa Imigrasi di San Francisco

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda