Erbil, MINA – Nisrine Assad Ibrahim, seorang janda pemimpin kelompok Islamic State (ISIS) yang ditangkap telah membantu CIA Amerika Serikat (AS) dalam memburu Abu Bakar Al-Baghdadi, kata sebuah harian Inggris, Jumat (31/5).
Dalam sebuah wawancara dengan The Guardian, Nisrine juga menyatakan tidak mau berperan dalam penahanan sandera warga dan aktivis HAM AS Kayla Mueller di rumahnya, demikian Al Arabiya melaporkan.
Dia dituduh membantu menahan Mueller dan tawanan lainnya secara paksa di rumah, tempat wanita Amerika itu mengalami pelecehan seksual oleh Al-Baghdadi.
Namun para penyelidik mengatakan kepada The Guardian, ketika Nisrine ditahan oleh militer AS, wanita berusia 29 tahun itu membantu intelijen CIA dan Kurdi mendapatkan rincian lokasi persembunyian Al-Baghdadi dan jaringan supremo ISIS.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Pada Februari 2016, Nisrine mengidentifikasi sebuah rumah di kota Mosul di Irak tempat Al-Baghdadi diyakini tinggal, tetapi AS tidak melakukan serangan udara terhadap rumah tersebut.
“Saya memberi tahu mereka di mana rumah itu berada,” katanya kepada The Guardian di sebuah penjara di Erbil, kota Kurdi di Irak.
“Saya tahu dia ada di sana karena itu adalah salah satu rumah yang disediakan untuknya dan salah satu tempat yang paling dia sukai,” tambahnya.
Harian itu mengungkapkan, Nisrine ditangkap pada Mei 2015 dari ladang minyak Al-Omar di Suriah timur, dalam serangan militer AS yang juga membunuh suaminya, seorang pemimpin senior ISIS yang dikenal bernama Abu Sayyaf.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Dia dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan di Erbil, surat kabar itu menambahkan.
Nisrine mengatakan, pekerja bantuan AS Mueller dibawa ke rumahnya di kota Shadadi di Suriah timur pada September 2014, sekitar waktu yang sama ketika gadis-gadis dari minoritas Yazidi diculik ISIS.
Dia mengatakan, dia terakhir melihat Mueller pada akhir 2014, ketika Al-Baghdadi tiba dari Irak.
“Dia (Al-Baghdadi) membawanya bersamanya di mobil sederhana, KIA. Dia sedang mengemudi, dan mereka pergi ke Raqqa,” katanya.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Tiga bulan kemudian, dia melihat laporan berita tentang kematian Mueller.
Pejuang ISIS mengklaim, Mueller yang diculik di kota Aleppo di Suriah pada Agustus 2013, terbunuh dalam serangan udara koalisi Februari 2015 yang menguburnya dalam reruntuhan. (T/RI-1/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan