Tepi Barat, 9 Rajab 1435/8 Mei 2014 (MINA) – “Taub Studi Kebijakan Sosial di Israel,” dalam laporan tahunannya mengungkapkan, prospek perkembangan sosial dan ekonomi di Israel, termasuk layanan kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial dan lapangan kerja semakin mengkhawatirkan.
Arrisalah yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (8/5) melaporkan, menurut temuan yang ditayangkan dalam program Saluran TV 2 , tingkat kemiskinan di Israel dan kesenjangan pendapatan di negara Yahudi itu masih tinggi, dibandingkan dengan negara-negara maju di dunia lainnya, dan harga jauh lebih tinggi dibandingkan rasio yang dekade lalu.
Dia menunjuk jumlah angka kemiskinan warga Yahudi dan sektor Arab lebih dari setengah, yang dianggap tertinggi dalam 20 tahun, juga menemukan bahwa angka kemiskinan tetap tinggi dibandingkan dengan hasil dari pembangunan ekonomi, di mana seperempat dari penduduk di Israel hidup di bawah garis kemiskinan, termasuk 21 persen anak-anak .
Dia menunjukkan bahwa 20 persen populasi warga mengalami defisit fiskal untuk pembelian bahan makan, sementara sepertiga dari mereka dipaksa untuk mengurangi biaya untuk alat pemanas atau pendingin di apartemen atau perumahan, dan biaya untuk membeli obat atau perawatan medis..
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Sedangkan untuk bidang tenaga kerja, laporan itu menunjukkan bahwa Israel masih tertinggal dalam beberapa dekade ini di bidang kesuksesan bisnis dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya, penyebabnya karena kebijakan birokrasi pemerintah oleh presiden yang mempengaruhi investasi di biang aset dan SDM .
Menurut laporan itu , rata-rata usia penduduk Israel, telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dan ini dibandingkan dengan penurunan proporsi jumlah kematian anak-anak. (T/P07/E02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya