Mosul, 26 Muharram 1438/27 Oktober 2016 (MINA) – Lebih dari 10.000 warga Irak telah meninggalkan rumahnya sejak awal serangan untuk merebut kembali Mosul dari Islamic State (ISIS/Daesh) bulan ini.
“Ketika pertempuran semakin dekat ke daerah yang lebih padat, kita mulai melihat semakin banyak keluarga menyelamatkan diri dari pertempuran,” kata wartawan Al Jazeera Stefanie Dekker dari Erbil di Irak utara, sebagaimana yang dikutip MINA.
Setidaknya 1.000 orang dievakuasi oleh pasukan kontraterorisme Irak dari desa-desa.
Mereka dievakuasi oleh satuan elit Irak, mereka dipandu ke kamp-kamp terdekat.
Baca Juga: Israel Bersiap Kemungkinan Serangan terhadap Situs Nuklir Iran
“Banyak orang lain yang membuat perjalanan menakutkan ini dengan berjalan kaki,” kata Dekker.
Meskipun jumlah pengungsi Irak telah meningkat pesat selama dua hari terakhir, tapi tidak ada tanda eksodus yang lebih besar dimulai.
Masyarakat bantuan telah berusaha membangun kamp-kamp dan membawa peralatan ke daerah-daerah di tepi medan perang Mosul, sebuah daerah yang luas yang dikuasai oleh pasukan Irak.
Ketahanan kelomok ISIS di Irak yang kuat membuat pertempuran berjalan lambat dan berbahaya, namun pasukan Peshmerga Irak dan Kurdi telah merebut kembali 90 desa dan pasukan pemerintah Irak telah menguasai sejauh enam kilometer Mosul di front timur.
Baca Juga: [POPULER MINA] Kunjungan Trump ke Timteng dan Kelaparan di Gaza
Pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat telah mendukung mereka dengan serangan udara. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Trump Cabut Sanksi Suriah Tanpa Beri Tahu Israel, Tel Aviv Khawatir