Rakhine, 7 Syawwal 1438/1 Juli 2017 (MINA) – Pihak berwenang di perbatasan Negara Bagian Rakhine, Myanmar barat telah memenjarakan lebih dari 500 Muslim lokal dan menganggap 1.300 lainnya buronan.
Orang-orang Muslim itu ditahan karena dugaan keterlibatan mereka dalam serangan mematikan terhadap petugas patroli perbatasan di tiga kota di Rakhine pada Oktober tahun lalu.
“Sebanyak 521 orang, termasuk lima anak-anak, telah ditahan,” kata Jaksa Agung Rakhine Jenderal U Kyauk pada hari Jumat (30/6). Demikian RFA memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Namun, Jaksa Agung tidak menggambarkan secara spesifik tuduhan yang dikenakan terhadap mereka.
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza
Sebuah kelompok militan bayangan yang mengaku mewakili komunitas Muslim Rohingya di Myanmar, diduga telah melakukan penggerebekan di pos penjagaan pada bulan Oktober 2016 yang menewaskan sembilan petugas patroli perbatasan.
Setelah itu, tentara pemerintah melakukan pembersihan di kota Maungdaw, Buthidaung, dan Rathedaung di Rakhine utara untuk memburu ratusan orang lain yang dicurigai terlibat dalam penggerebekan tersebut. Operasi itu dilakukan selama empat bulan.
Operasi militer itu menimbulkan kekerasan baru yang dilakukan oleh militer Myanmar terhadap warga Muslim Rohingya. (T/RI-1/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka