Legisan S Samtafsir: Semangat Kebangsaan Harus diterapkan dalam Kemandirian Ekonomi

Jakarta, MINA –  Motivator sekaligus entrepreneur, Legisan S Samtafsir mengatakan, rakyat Indonesia harus menerapkan rasa dan semangat kebangsaan dalam wujud kemandirian ekonomi dan pangan.

Legisan yang merupakan pendiri Pesantren Enterpreseur “Al-Balad” itu menyampaikan, rasa kebangsaan itu harus diaplikasikan dengan melepaskan ketergantungan kepada bangsa lain, terutama dalam hal ekonomi dan ketahanan pangan.

“Rasa dan semangat kebangsaan itu dibangun atas dasar persamaan nasib yang sama-sama tertindas, dan menderita. Karenanya itu, rasa sebangsa, senasib sepenanggungan dan seperjuangan itu menjadi ciri khas bangsa kita,” katanya dalam webminar “Pengajian Kebangsaan” Sabtu (31/10).

Pancasila mengajarkan rasa kebangsaan dengan mewujudkan kemandirian dalam ekonomi dan kebudayaan sehingga kita hidup sebagai bangsa dengan produk-produk khas Indonesia. Sebagai contoh, beras yang dimakan rakyat Indonesia haruslah “Rasa NKRI”, gula, kedelai, jagung, dan bahan makanan lainnya jangan sampai “rasa negara asing (impor)”.

“Maka rasa kebangsaan itu jangan dimuseumkan, tapi dilindungi, dipupuk dan diberdayakan. Untuk itu pemerintah harus kuat dan berdaulat di hadapan bangsa asing, sehingga pada 2045 nanti, Indonesia mampu menjadi bangsa yang besar, bukan cuma jumlah penduduk dan wilayahnya, tapi benar-benar terwujud dalam kemandirian ekonomi, bisnis, perdagangan, pendidikan dan kebudayaan,” paparnya.

Legisan S Samtafsir mendirikan pesantren Al-Balad pada 2013 dengan tujuan sebagai inkubator ekonomi umat yang terinspirasi dari Al-Quran Surat Al-Balad. Visi-misi Al-Balad adalah: menegakkan moral ketuhanan, membangun kedaulatan pangan, memberdayakan kaum lemah, mengentaskan kemiskinan dan menciptakan SDM insan kamil. (L/RQY/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.