Jakarta, 28 RabI’ul Awwal 1437/9 Januari 2016 (MINA) – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, tantangan bangsa ke depan adalah melindungi generasi muda dari aliran sempalan keagamaan yang memiliki sejarah kekerasan.
“Hendaknya semua elemen masyarakat bisa menyadari terhadap halini, bagian dari bela negara yang kini menjadi bagian dari kehidupan,” kata Ryamizard dalam kegiatan pengajian bulanan tema Bela Negara dan Pancasila di Gedung Muhammadiyah di Menteng, Jakarta. Jumat (8/1).
Sebab itu, generasi muda harus selalu bersyukur hidup di Indonesia, coba kita lihat di timur tengah yang kini dilanda konflik, agar Indonesia tidak ada yang berani mengusik-usik, ujarnya.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Menurutunya, konflik tidak bisa dihalangi dan tak bisa dihindari, maka bela negara menjadi hal yang penting. Perang adalah jalan terakhir dalam membela negara sesaui kontisusi, dan tidak bertentangan dgn moral.
“Cara- cara kekerasan hanyalah melahirkan konflik internal maupun exsternal, di sinilah peran kita. Menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa Indonesia,” imbuhnya.
Perlu jiwa raga yang sehat untuk mengantisipasi ancaman nyata konflik terorisme, radikalisme, bencana, bahkan serangan cyber, yang semuanya harus menjadi perhatian betul.
Hadir pula sebagai pembicara dalam pengajian bulanan Muhamadiyah itu, Ketua Umum PP, Haedar Nashir, Pengamat pertahanan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr. Riefqi Muna, dan Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Chusnul Mar’iyah. (L/P002/P4)
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat