Serpong, MINA – Pusat Penelitian Kimia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), berhasil mengembangkan proses pembuatan bioetanol berbahan baku tandan kosong sawit (TKS) dengan kapasitas 160 liter/ton TKS.
“Bioetanol yang telah berhasil kami hasilkan memiliki konsentrasi 99,5% yang siap digunakan untuk bahan bakar pengganti bensin,” kata Peneliti Pusat Penelitian Kimia LIPI, Haznan Abimanyu saat mendampingi delegasi Republic of Korea (ROK)-ASEAN melakukan kunjungan ke Pusat Penelitian Kimia LIPI di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (1/3).
Haznan mengungkapkan, pilot plant bioetanol generasi ke-2 kami merupakan satu-satunya yang ada di Indonesia dan menjadi bench-mark untuk proses produksi bioetanol berbasis lignoselulosa.
“Saat ini kami juga mengembangkan produk-produk samping untuk meningkatkan nilai ekonomi proses produksi bioetanol,” terangnya.
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
Menurut Haznan, melimpahnya biomassa khususnya lignoselulosa di Indonesia membuka kesempatan besar terwujudnya bahan bakar yang dapat terbarukan dan ramah lingkungan.
“Kami terus mengembangkan riset-riset bioefuel berbahan baku biomassa yang lebih cost-effective dan diharapkan terjalin kolaborasi antar negara ASEAN dan Republik Korea dalam penelitian dan pengembangan biofuel,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Pusat Penelitian Kimia LIPI telah memiliki paten-paten terkait produk samping pengembangan bioetanol generasi ke-2. Paten tersebut seperti karbon aktif dari lignin, senyawa antioksidan glutathione untuk kosmetik, dan proses pengolahan limbah bioetanol.
Paten-paten yang dihasilkan, dikelola oleh Pusat Inovasi LIPI sebagai aset Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) serta terus diupayakan untuk dapat digunakan oleh industri. (L/R09/P1)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
Mi’raj News Agency (MINA)