Jakarta, 18 Muharram 1438/19 Oktober 2016 (MINA) – Untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang kelautan secara global, khususnya di wilayah Barat Pasifik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) mendirikan Regional Training and Research Center on Marine Biodiversity and Ecosystem Health (RTRC MarBEST Center).
Pusat pelatihan biodiversitas laut ini diresmikan pada Senin (17/10) di Ancol, Jakarta. Pusat pelatihan tersebut merupakan yang kedua di dunia, setelah Pusat Pelatihan dan Penelitian Dinamika Laut dan Iklim (RTRC on Ocean Dynamics and Climate) yang didirikan di Tiongkok pada 2011 lalu.
“Ini merupakan tanggung jawab LIPI dan mandat yang diberikan UNESCO kepada LIPI sebagai focal point pada Intergovernmental Oceanographic Commission-Western Pacific (IOC-Westpac),” ujar Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain saat memberikan sambutan dalam peresmian tersebut, demikian keterangan pres LIPI yang dikutip MINA, Rabu (19/8).
Menurut Iskandar, pusat pelatihan yang berada di bawah koordinasi LIPI ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas peneliti muda khususnya di bidang keanekaragaman hayati dan kesehatan ekosistem laut.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
“Peningkatan kapasitas ini utamanya dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan kerjasama riset di skala regional,” imbuhnya.
IOC South East Asia the Global Ocean Observing System (SEAGOOS) Chair, Somkiat Khokiattiwong menyampaikan apresiasinya terhadap pendirian pusat pelatihan biodiversitas laut itu. “RTRC MarBEST Center ini berada di lokasi yang tepat, Indonesia merupakan negara kelautan yang memiliki biodiversitas laut yang luar biasa,” ujarnya.
Ia berharap, RTRC tersebut dapat menjadi platform dalam memperkuat dialog serta pemahaman semua pihak terhadap pentingnya pengelolaan laut,” tuturnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Zainal Arifin menambahkan, pembangunan RTRC ini telah diinisiasi sejak 2012. “Kegiatan RTRC nantinya diharapkan berdampak pada meningkatnya indeks kesehatan laut di Pasifik Barat, dan juga sebagai alat manajemen bagi penggunaan sumber daya laut yang berkesinambungan,” ungkapnya.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Untuk kegiatan tahun pertama, Zainal katakan, pusat pelatihan ini akan melakukan pelatihan taksonomi untuk crustace. Sedangkan di tahun kedua, akan dilanjutkan dengan pelatihan barcoding. (T/ima/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru