Lockdown Dalam Perang Badar Membuat Quraisy Kucar-Kacir

Renungan Zanjabil #23

Oleh Prof. Madya Dr. , Fakultas Syariah dan Hukum Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam

“WAHAI Rasulullah, apakah kedudukan yang engkau pilih ini menurut perintah (wahyu) dari Allah? Kalau memang begitu, kita tidak akan beranjak dari kedudukan ini. Tetapi kalau hanya pendapat Rasulullah sendiri berdasarkan siasat atau strateji semata, maka saya berpendapat lain,” dengan sopan dan penuh adab sahabat Khabbab ibn Munzir bertanya kepada Rasulullah SAW yang memilih tempat di atas gunung dalam .

Rasulullah SAW menjawab: “Ini hanya strateji dan muslihat perang saja.”

Dan Khabbab pun melanjutkan: “Lebih baik kita mengambil kedudukan di tempat yang lebih rendah, dekat sumber air yang akan dipergunakan oleh musuh-musuh itu. Kita buat tangki-tangki dan kita gali perigi, lalu kita penuhi dengan air dari sumber itu, kemudian sumber itu kita timbun dengan tanah. Biar musuh tidak dapat air minuman, agar mereka menderita dahaga, sedang kita terus bertempur dengan persediaan air yang banyak itu,”

Itulah pandangan Khabbab ibn Munzir dan Rasulullah pun menerimanya. Bermulalah ke atas pasukan Quraisy dalam Perang Badar, perang pertama umat Islam melawan Quraisy pada bulan Ramadan tahun 2H atau Maret tahun 624M.

Seluruh pasukan dikerahkan untuk membuat tangki-tangki dan menggali perigi, mengisinya dengan air sebanyak mungkin, lalu menutup sumber air yang akan dipergunakan oleh musuh itu. Para sahabat pun membuat sebuah gubuk untuk Rasulullah, tempat beliau memberikan arahan. Berkata Sa’ad al-Anbany: “Ya Rasulullah, bila Allah memenangkan kita, tuan tetap sajalah di gubuk itu, tetapi bila kami tewas seluruhnya, tuan hendaklah segera meninggalkan gubuk itu bergabung dengan sahabat-sahabat kita yang masih hidup, yang kecintaan mereka terhadap tuan tidaklah kurang dari kecintaan kami.” Rasulullah amat terharu mendengar ucapan yang demikian itu.

Keesokan harinya musuh yang terdiri lebih dari seribu orang itu mulai menyerang. Melihat kedatangan musuh yang dengan amat tiba-tiba itu, Rasulullah berdoa: “Allahumma, ya Allah, kaum Quraisy sudah menyerang dengan sombong dan membanggakan kekuatan mereka, mereka menentang Engkau dan mendustakan akan Rasul Engkau. Ya Allah, hanya pertolongan yang pernah Engkau janjikan kepadaku yang akan dapat mengalahkan dan menghancurkan mereka. Ya Allah, hancurkanlah mereka.”

Dengan lockdown yang dibuat Rasulullah SAW, tentara Quraisy kekurangan bekalan air dan berkat doa yang dipanjatkan baginda kepada Allah SWT, kemenangan berpihak kepada Rasulullah SAW dan para sahabat baginda. Mereka berhasil telah membunuh 70 tentara Quraisy dan menawan 70 orang dari mereka. Semua harta perang yang dibawa Quraisy menjadi pampasan perang pertama umat Islam.

Beberapa pemimpin Quraisy yang sentiasa mengganggu Rasulullah SAW terbunuh termasuk Abu Jahal, ketua kumpulan pemimpin Quraisy. Tentara Quraisy yang berjumlah 1.000 pasukan yang sempurna dengan alat-alat perangnya dikalahkan oleh tentara kecil yang berjumlah 313 yang hanya memiliki pedang untuk membela diri saja.

Mari kita lockdown COVID-19 dengan jaga jarak di antara kita dan stay at home agar mereka tidak ada jalan untuk mara dan merebak. Kita boleh! (A-AH/RS2)

Wallahu a’lam.

Semoga bermanfa’at.

Bandar Seri Begawan, 11/04/2020.

Mi’raj News Agency (MINA)