Lombok Timur, MINA – Rentetan gempa besar yang kembali mengguncang Nusa Tenggara Barat, pada Ahad (19/8) malam, tepatnya di Lombok Timur, membuat dua orang warga meninggal dunia karena tertimpa bangunan roboh.
Kedua korban masing-masing adalah warga Lombok Timur dan Sumbawa Besar.
Menurut sumber Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), ketiga gempa tektonik tersebut masing-masing berkekuatan 7,0 SR, 5,6 SR dan 5,8 SR yang disusul beberapa gempa dengan kekuatan tidak jauh berbeda.
Gempa pertama yang berpusat 23 km dari Lombok Timur, terjadi pada pukul 22.56 Wita, disusul gempa kedua pukul 23.16 dan ketiga pukul 23.28 Wita. Namun, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Baca Juga: Pemprov Jateng dan Queensland Perpanjang Kerja Sama Sister Province
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut gempa berkekuatan 7,0 SR di Lombok Timur itu merupakan aktivitas baru, berbeda dengan aktivitas gempa yang terjadi sebelumnya pada 5 Agustus 2018 di Lombok Utara.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter gempabumi M=6,9 yang terletak di ujung timur Pulau Lombok dan diikuti sebaran episenter gempa yang mengikutinya yang membentuk kluster episenter dengan sebaran ke arah timur hingga di sebelah utara Sumbawa Barat, maka dapat disimpulkan bahwa gempa yang terjadi merupakan aktivitas gempa baru yang berbeda dari gempa berkekutan M=7,0 yang terjadi pada 5 Agustus 2018,” ujarnya.
Sejumlah gempa susulan masih terjadi setelah tiga gempa besar.
Wartawan MINA di Lombok Utara mengatakan, gempa susulan masih terjadi hingga Senin (20/8) pagi. (L/B01/RI-1)
Baca Juga: BMKG Sebut Hujan Lebat Jadi Penyebab Banjir di Jabodetabek
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 77 RT di Jakarta Terendam Banjir