Gaza City, 5 Dzulqa’dah 1437/ 8 Agustus 2016 (MINA) – Sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mengatakan hari Ahad (7/8), sebanyak 750 warga Palestina ditahan di “penahanan administratif” Israel.
Dalam sebuah pernyataan, Pusat Hak Asasi Manusia (HAM) Palestina mengatakan termasuk di antaranya tiga anggota parlemen Palestina ditahan di penahanan administratif di penjara-penjara Israel.
“Pemerintah Israel menggunakan jenis penahanan sebagai sarana hukuman kolektif,” kata pernyataan itu.
Sementara itu, kelompok HAM menyuarakan keprihatinan mendalam atas kondisi kesehatan tahanan Palestina, Bilal Kayed, yang telah memasuki hari ke-54 mogok makan untuk memprotes penahanan administratif.
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang
Kayed ditangkap oleh otoritas Israel tahun 2002 lalu dan dijatuhi 14 hukuman selama setengah tahun penjara setelah dinyatakan bersalah menjadi anggota dari Front Pembebasan untuk Rakyat Palestina (PFLP).
Dia dijadwalkan akan bebas pada 13 Juni tahun ini, namun pemerintah Israel dengan alasan ada “bukti rahasia” memperpanjang penahanannya selama enam bulan lebih.
Di bawah “penahanan administratif” Israel, tahanan dapat diperpanjang sampai satu tahun tanpa tuduhan atau pengadilan.
Menurut angka resmi Palestina, lebih dari 7.000 warga Palestina saat ini mendekam di penjara-penjara Israel.(T/M013/R01)
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza