Tebo, Jambi, MINA – Presidium Lembaga Kepalestinaan Aqsa Working Group (AWG), M. Anshorullah menekankan tiga alasan kenapa bangsa Indonesia harus membela Al-Aqsha dan Palestina.
Hal ini disampaikannya dihadapan ratusan jama’ah Masjid Taqwa Ponpes Al-Fatah Rimbo Bujang, Tebo, Jambi pada Safari Ramadhan AWG Sumatera, Ahad, (9/4).
Alasan pertama menurut Anshorullah adalah alasan keagamaan. “Di Palestina terdapat kiblat pertama umat Islam, masjid tempat Isra’ Mi’raj, masjid yang dimuliakan dari 3 masjid, salah satu dari 3 tempat yang dianjurkan kuat untuk diziarahi,” katanya.
Adapun alasan kedua yaitu alasan konstitusional yang jelas ada di UUD, menolak segala jenis penjajahan. “Penolakan tersebut dicatat di pembukaan UUD, secara hukum ketatanegaraan hal ini bersifat final tidak bisa diamandemen. Batang tubuh bisa diamandemen, kalau pembukaan tidak bisa kecuali dengan cara referendum. Maka sebenarnya dasar kita untuk menolak Tim Sepakbola Israel beberapa waktu lalu itu sangat kuat dan fundamental, tercantum di pembukaan,” tegasnya.
Baca Juga: Hamas Kutuk AS yang Memveto Gencatan Senjata di Gaza
Alasan ketiga yaitu alasan historis. Menurut Anshorullah keterikatan bangsa Indonesia dengan Palestina sudah terjadi sejak lama dan sangat kuat. “Bahkan sejak 1500 Masehi, Syeikh Ja’far Shadiq yang lebih dikenal dengan Sunan Kudus, melakukan umroh dan kemudian ziarah ke Masjid Al-Aqsha, sepulangnya dari sana kemudian membangun kota Kudus merujuk kota Al-Quds, dan juga membangun masjid Al-Aqsha. Bukti sejarahnya masih ada hingga saat ini,” paparnya.
Berdasarkan sejarah juga lanjut Anshorullah, Syeikh Amin Alhusaini, pada tahun 1944 dari Berlin Jerman mengucapkan dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia. “Padahal saat itu Indonesia baru dijanjikan kemerdekaan oleh Jepang,” katanya. Lalu pada tahun 1948 saat deklarasi negara ilegal Israel, Presiden Soekarno justru mengundang Syeikh Amin Alhusaini, sebagai tamu kehormatan Indonesia.
Kemudian, pada 1957 Presiden Soekarno melarang timnas Indonesia bertanding melawan Israel padahal semangat Indonesia luar biasa, selangkah lagi Timnas Indonesia akan masuk ke putaran final piala dunia di Yugoslavia 1948. “Di atas kertas kita jauh di atas Israel saat itu, tapi Presiden Soekarno tetap teguh dengan pendiriannya sesuai amanah konstitusi,” katanya.
Belum lagi pada tahun 1962, Presiden Soekarno melarang kontingen Israel hadir di Asian games yang Indonesia sebagai tuan rumahnya.
Baca Juga: Ikut Perang ke Lebanon, Seorang Peneliti Israel Tewas
Anshorullah mengimbau umat Islam untuk terus mengupayakan segala daya dan upaya dalam pembebasan Masjid Al-Aqsha meski hanya melalui sharing dan posting pembelaan di media sosial.
“Upaya di medsos, itu berdampak besar, jangan disepelekan. Maka kita harus berusaha sekuat-kuatnya, nanti hasilnya biar Allah yang nentukan. Jangan kecil hati dengan apa yang kita upayakan. Menurut kita kecil menurut Allah mungkin besar. Bisa jadi seribu dua ribu yang diinfaqkan di mata Allah justru besar. Jangan kecil hati hanya dengan posting di medsos tentang penolakan penjajahan Israel,” ujarnya.
Safari Ramadhan AWG Sumatera dimulai dari Lampung sampai ke Aceh, menempuh perjalanan kurang lebih 2.000 km. Tim Safari AWG bersama MINA hadir ke masjid-masjid dan sekolah untuk mensosialisasikan perjuangan pembebasan Masjid Al-Aqsha. (T/B03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Palestina Hadapi Musim Dingin, Lazismu Kirimkan Pakaian Hangat