Bogor, MINA – Maraknya illegal fishing yang dilakukan oleh kapal-kapal asing menunjukkan bahwa kedaulatan wilayah laut Indonesia sangat rentan. Hal ini dapat meningkatkan ketegangan di kawasan Asia-Pasifik yang juga sangat berpotensi menimbulkan konfllik dan mengancam kedaulatan Indonesia.
Berangkat dari hal itu, tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) merancang sebuah kapal autonomous yang dapat menjaga kedaulatan wilayah laut Indonesia dari ancaman masuknya kapal asing yang disebut sebagai Swarm-Ship.
Mereka adalah Chaidar Aji Nugroho, Ahya Mudah Siti Rohmawati, dan Ahmad Vidura yang merupakan mahasiswa Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (FPIK), di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, MSc.
Chaidar Aji Nugroho menjelaskan, Swarm-Ship merupakan kapal yang dilengkapi dengan sistem swarm intelligence. Dengan sistem ini diharapkan kapal dapat terintegrasi satu sama lain dan melakukan beberapa formasi untuk penyergapan, penyerangan, pertahanan.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
“Kapal Swarm-Ship yang kami rancang ini berbeda dengan kapal pengintai lainnya, sistem pengintaiannya tanpa menggunakan awak kapal. Sehingga menurunkan resiko jatuhnya korban,” terang Chaidar dalam keterangan persnya, Selasa (17/7).
Pada Swarm Ship, tambahnya, kapal akan diintegrasikan dengan radar. Radar akan mengirimkan informasi koordinat maupun arah agar kapal dapat menuju ke arah musuh dengan formasi tertentu.
Saat ini, Chaidar dan timnya telah menyelesaikan perakitan tiga buah kapal Swarm- Ship yang terdiri dari satu kapal instruktur dan dua kapal pendukung. Kapal ini masing-masing berukuran 70x30x25 cm.
Sementara Ahmad Vidura menerangkan, kapal instruktur memiliki peran dalam mengatur dan mengendalikan kapal pendukung. Keunikan lainnya adalah kapal instruktur ini memiliki peran untuk dapat mengatur formasi langkah penyergapan pada kapal asing.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
“Untuk dapat mengetahui apakah kapal yang telah dirakit berfungsi atau tidak, maka dibutuhkan pengujian terlebih dahulu,” ujarnya.
Ahmad juga menerangkan bahwa kapal yang telah dirakitnya itu sudah berhasil diuji di darat dan akan dilanjutkan di danau Situ Gede.
“Rencananya, ke depan kami ingin agar karya Kapal Swarm-Ship dapat dipatenkan. Kami berharap agar karya ini dapat lolos mewakili IPB hingga Pekan Ilmiah Mahasiswa atau Pimnas 2018. Serta menjadi salah satu solusi bagi negara, khususnya di bidang pertahanan dalam mengadapi maraknya Illegal Fishing,“ pungkas Ahya Mudah Siti Rohmawati. (R/R09/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September