Beirut, MINA – Protes berlanjut di Lebanon pada Senin (18/11) ketika gerakan protes yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap elit yang berkuasa itu memasuki hari ke-33, di saat negara dalam cengkeraman gejolak politik dan ekonomi.
Di Lebanon utara dan daerah-daerah lain, para mahasiswa memimpin protes ketika mereka melewatkan kelas-kelas belajar mereka. Mereka menghalangi pintu masuk ke cabang Universitas Arab Beirut di Al-Dibbiyeh.
Mahasiswa di Universitas Lebanon pun menolak menghadiri kelas mereka.
Para pengunjuk rasa memblokir pintu masuk sekolah Bakhoun di Miniyeh, demikian Nahar Net melaporkan.
Baca Juga: Konferensi Tawasol 4 Bahas Narasi Palestina dan Tantangan Media Global
Mahasiswa mengadakan aksi duduk di depan kantor Kementerian Keuangan di Tripoli untuk mencegah akses bagi karyawan. Mereka juga memblokir beberapa institusi negara.
Di Beirut mereka berunjuk rasa di depan Kementerian Pendidikan.
Demonstran menuntut perombakan total dari kelas politik dan untuk pemerintahan teknokrat baru yang tidak berafiliasi dengan partai tradisional.
Protes agak tenang di Beirut, tetapi semua siap untuk melarang parlemen mengadakan sidang pada hari Selasa.
Baca Juga: Uni Eropa Umumkan Paket Bantuan Rp3,9 T untuk Suriah
Mereka menyerukan pembentukan rantai manusia di sekitar gedung parlemen di Lapangan Nejmeh di Beirut.
Ketua Parlemen Nabih Berri telah beberapa kali menunda sesi legislatif untuk memilih sekretariat dan anggota komite. Pekan lalu dia menjadwal ulangnya hingga 18 November. (T/RI-1/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)