Mahasiswa-mahasiswa IPB University yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M) melaksanakan program IDO Box Permainan Islami dengan Metode Active Learning and Integrated in Memorizing Quran (Pembelajaran Aktif dan Terintegrasi dalam Menghafal Al-Quran).
Tim terdiri dari Ketua PKM-M Hilma Gusparima yang beranggotakan Kharisma Nur Pratama, Adi Junaidi, Andrezki Pramudya, Riyad Firdaus, dan Refianto Damai Darmawan di bawah bimbingan dosen Lindawati Kartika, SE, MSi.
Sebagaimana keterangan tertulis yang diterima MINA, Kamis (22/10), diungkapkan ide dasar dari enam mahasiswa dengan program menghafal Al-Quran dengan metode Pembelajaran Aktif dan Terintegrasi ini.
Program IDO Box merupakan program yang ditujukan untuk menjawab permasalahan seperti penurunan tingkat Pendidikan Agama Islam, permasalahan moral anak karena menurunnya nilai-nilai spiritual, sumberdaya yang minim dalam pengajaran agama, serta rendahnya partisipasi pendidikan penduduk Desa Curug, Bojongsari, Depok.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Ketua PKM-M, Hilma Gusparima, menyampaikan, IDO Box bertujuan untuk menciptakan media pembelajaran dengan metode Pembelajaran Aktif dan Terintegrasi dalam Menghafal Al-Quran, meningkatkan pengetahuan, daya ingat, keterampilan dan karakter yang baik dengan belajar sambil bermain bersama orang tua mengenai proses pendidikan anak sesuai dengan syariat Islam.
Hal ini juga mengimplementasikan permainan IDO dan strategi pembelajaran IDO dalam kegiatan belajar mengajar dengan metode Pembelajaran Aktif dan Terintegrasi dalam Menghafal Al-Quran pada kurikulum Agama Islam di Sekolah Dasar melalui peran orang tua dan guru.
Hal ini selaras dengan ide timnya untuk mewujudkan peradaban unggul generasi rabbani.
Dia menjelaskan, agar program IDO Box dapat berlangsung dengan lancar dan berkelanjutan, tim bekerja sama dengan TPA Anugrah yang merupakan salah satu TPA yang ada di Kecamatan Bojongsari.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Dalam proses pembelajarannya, TPA baru mengajarkan terkait membaca Al-Quran, belum sepenuhnya diajarkan terkait ilmu tajwid, bekal ilmu agama Islam lainnya serta sistem pembelajaran yang belum terorganisir dengan baik membuat anak-anak mudah bosan dan tidak ingin belajar kembali.
“Saat ini terdapat 27 siswa yang tergabung di dalamnya. Mereka adalah anak-anak berusia 7-9 tahun. Anak-anak inilah yang menjadi sasaran kegiatan PKM-M IDO BOX,” tutur Hilma.
Hilma menambahkan di kecamatan Bojongsari masih banyak masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, terjadi banyak krisis moral dan kepribadian, sehingga mendorong para orang tua untuk membentengi anak-anaknya sejak dini untuk dapat belajar ilmu agama sebagai pondasi awal bagi si anak.
Namun dengan kondisi ekonomi keluarga yang masih rendah dan terbatasnya sumberdaya manusia yang mengajar, menyebabkan para orang tua hanya mendaftarkan anak-anaknya di TPA yang ada di sekitar rumah dengan harapan anak-anaknya dapat terbina dengan baik.
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
“Mengetahui fakta tersebut, kami melihat peluang untuk menangani secara komprehensif melalui gerakan partisipatif dan kerjasama dari setiap elemen masyarakat khususnya peran kolaborasi antara guru, orangtua dan mahasiswa,” imbuhnya.
Kolaborasi ini dapat menjadi solusi untuk menangani permasalah sistem belajar yang ada, agar terciptanya sistem pembelajaran yang aktif, efektif, dan efesien.
IDO Box Permainan Islami dengan Metode Pembelajaran Aktif dan Terintegrasi dalam Menghafal Al-Quran Untuk Pelajar Sekolah Dasar sebagai upaya untuk menciptakan generasi yang unggul dan berakhlak Qurani dengan menghadirkan sebuah media pembelajaran daring dan permainan edukatif Islami yang menarik, agar anak menyukai dan senang dalam mempelajari dan menghafal Al-Quran.
“Permainan edukatif yang menarik akan membantu anak dalam mengimplementasikan nilai-nilai Islam serta menumbuhkan kecintaan anak pada Al-Quran. Sehingga penanaman dan pembentukan karakter dapat lebih mudah diterima dengan metode yang lebih interaktif,” jelasnya.
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
Hilma menjelaskan, program IDO BOX dengan metode IDO Dasa Cita Model yang merupakan adaptasi dari bahasa sansekerta.
Dasa artinya sepuluh dan Cita diartikan sebagai cita-cita (keinginan). IDO Dasa Cita memiliki makna sepuluh cita-cita IDO Box yang harus dicapai untuk menciptakan peradaban unggul generasi rabani.
Program IDO Box juga tergambarkan pada IDO Dasa Cita Model yaitu berupa setoran hafalan (Quran dan materi) daring, cerdas cermat (lomba daring dan quiz), Dongeng Islami, Webinar Parenting, Parentstory Podcast dan Mom Artikel Review, Review Guru.
Selain itu juga peningkatan Pembelajaran, dan Tutorial Bermain IDO Box melalui media Google sites, media sosial (Instagram, Facebook, Tumblr, Youtube, Whatss app), Zoom, Do It Yourself (DIY) Engklek Hafidz IDO Box.
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
Tim berharap program ini dapat menjadi jembatan untuk membangun akhlak generasi mudah dengan ketaatannya pada nilai-nilai agama islam dan kecintaannya terhadap Al Qur’an sehingga mampu menciptakan peradaban unggul generasi Rabbani.(L/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel