Yogyakarta, 7 Ramadhan 1438/2 Juni 2017 (MINA) – Mahasiswa Fakultas Geografi UGM, Aditya Pradana, mendapatkan penghargaan dalam ajang Youth Leadership Camp for Climate Change 2017.
Dalam ajang yang diselenggarakan oleh UNESCO Office Jakarta, UN CC: Learn, The Climate Reality Project Indonesia, dan Youth for Climate Change Indonesia, Aditya berhasil meraih predikat Best Delegate of The Camp.
Penghargaan atas komitmen dalam melakukan aksi peduli lingkungan serta perubahan iklim melalui kegiatan riset dan keaktifan organisasi ini disampaikan di Medan pada akhir Mei 2017. Atas penghargaan ini, Aditya berhak menjadi delegasi Indonesia pada Tribal Climate Camp 2017, yang akan diselenggarakan di Seattle, Washington, AS, pada akhir Juli 2017.
“Melalui forum YLCCC kami mendapatkan banyak pengalaman untuk berkolaborasi dengan banyak pihak dalam rangka kepedulian mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Pada kesempatan Tribal Camp nanti harapannya dapat mengembangkan platform climate change, sharing program dan hasil riset yang sedang kami laksanakan untuk mengembangkan komunitas berketahanan iklim di Dataran Tinggi Dieng,” ujar Aditya, di Kampus UGM, Jumat (2/6). Demikian laporan pers UGM yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Selain penghargaan individu, Tim UGM berhasil meraih penghargaan Team of The Year dalam camp yang berlangsung pada pada 4-6 Februari 2017 lalu di Cibodas Biosphere Reserves, Jawa Barat. Tim Universitas Gadjah Mada terdiri atas Futuha Helen Sara (Geografi Lingkungan 2014), Aditya Pradana (Geografi Lingkungan 2014), Irvandias Sanjaya (Psikologi 2013), Sapnah Rahmawati (Ekonomika Terapan SV 2015), dan Noviana Nur Sari (Biologi 2014).
Penghargaan ini diberikan kepada Tim UGM karena berhasil menunjukkan dedikasi dan kontribusi aktif baik selama pre-camp, saat camp, dan post-camp. Pelaksanaan YLCCC 2017 dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kepedulian pemuda terhadap isu perubahan iklim dan turut berkontribusi aktif melalui post-camp selama 3 bulan melalui penyelenggaran peer education forum, climate campaign, dan community program berbasis isu perubahan iklim.
“Tim UGM mengusung program peer education forum dengan tema “Disability for Climate Change”, yakni melakukan kampanye perubahan iklim dan pendidikan lingkungan kepada anak-anak penyandang disabilitas di Yayasan Bina Siwi berkolaborasi dengan komunitas D-Eragon pada bulan April 2017. Semoga kedepannya dapat dilakukan kegiatan positif lain untuk ketahanan perubahan iklim,” imbuh Futuha. (T/R05/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun