Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA
Manusia adalah makhluk paling indah. Ini seperti yang dijelaskan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (nera-ka).” (Qs. At Tiin : 4-5).
Ayat di atas selain menerangkan penciptaan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, juga menjelaskan tentang manusia yang akan di-kembalikan ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka).
Ini artinya, manusia akan menjadi makhluk ter-indah bila ia konsisten melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya.
Baca Juga: Peran Pemuda dalam Membebaskan Masjid Al-Aqsa: Kontribusi dan Aksi Nyata
Dalam ayat selanjutnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala menegaskan yang artinya, “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.” (Qs. At Tiin : 6).
Banyak keistimewaan yang dimiliki oleh manusia. Selain merupakan makhluk yang paling mulia (Qs. Al Israa : 70), manusia juga merupakan makhluk yang paling disukai Allah Subhanahu Wa Ta’ala . Tanda cinta Allah kepada manusia itu adalah dengan diciptakannya semua yang ada di jagat raya ini untuk manusia.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Allahlah yang menundukkan laut untukmu agar kapal-kapal dapat berlayar di atasnya dengan perintahNya, dan agar kamu mencari sebagian karunia–Nya, dan agar kamu bersyukur. Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari–Nya…” (Qs. Al Jatsiyah : 12-13).
Selain itu, manusia dikatakan sebagai makhluk paling indah karena memiliki akal pikiran. Dengan akal pikiran itu manusia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan akal itu pula, manusia mampu menambah ilmu dan wawasan sehingga bisa bermanfaat bagi makhluk hidup disekitarnya.
Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga
Kemampuan untuk bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk menunjukkan bahwa manusia juga makhluk yang cerdas. Kecerdasan yang dimiliki itu tidak lain adalah anugerah dari Allah.
Dia yang telah mengajarkan manusia tentang nama segala sesuatu sehingga manusia bisa mengenalnya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman, ‘Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar.” (Qs. Al Baqarah : 31).
Sejatinya kita sebagai makhluk paling indah dan mulia tidak seperti pepatah ‘kacang lupa akan kulitnya.’ Tentu dengan segala potensi yang Allah berikan secara gratis, kita mampu meningkatkan amal ibadah dan rasa syukur kita pada-Nya. Semakin bersyukur kita pada-Nya, maka semakin banyak nikmat yang diberi.
Baca Juga: Akhlak Mulia: Rahasia Hidup Berkah dan Bahagia
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat pedih.” (Qs. Ibrahim : 7).
Mari kita berusaha seraya memohon pertolongan Allah untuk mempertahankan predikat sebagai makhluk paling indah. Wallahua’lam.(R02/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-22] Islam Itu Mudah, Masuk Surga Juga Mudah