Bandar Lampung, 26 Dzulqa’dah 1435/21 September 2014 (MINA) – Memakmurkan masjid merupakan ciri orang beriman. Ini disampaikan Ketua Shuffah Al-Qur’an Abdullah Bin Mas’ud (SQABM) Online, Yakhsyallah Mansur, MA, di hadapan ratusan jama’ah peserta Tabligh Akbar Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Lampung di Komplek Ma’had Al-Fatah Lampung, Ahad, (21/9).
“Jelas diterangkan dalam suarat At-Taubah ayat 18, ketika menafsirkan ayat ini Ibnu Katsir mengatakan, Allah bersaksi bahwa orang yang beriman adalah orang yang memakmurkan masjid, artinya belum beriman seseorang kalau dia belum memakmurkan masjid, “ kata Yakhsyallah.
Dia juga menegaskan, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits riwayat Ahmad, Rasulullah bersabda, “Jika kamu melihat orang yang biasa mengunjungi masjid, saksikan wahai semuanya bahwa dia telah beriman”.
Menurutnya, orang yang tidak mau memakmurkan masjid sama saja dengan merobohkan masjid tersebut.
Baca Juga: Rekor Baru MURI: 44.175 ASN Jabar Pakai Sarung Tenun, Bukti Cinta Budaya Lokal
“Menurut Ulama, memakmurkan berarti lawan dari merobohkan, kalau ada masjid tapi tidak dimakmurkan maka sama saja dia merobohkan masjid tersebut, artinya tanda beriman seorang itu dia biasa ke masjid,“ jelas Yakhsyallah.
Dikatakan, makna memakmurkan masjid ada dua, yaitu memakmurkan masjid secara materi dan maknawi.
“Ada dua makna memakmurkan masjid, pertama iktimarul madhi atau memakmurkan secara materi. dengan membangun, memperkuat, memperluas, memperbaiki yang rusak. Yang kedua Iktimarul maknawi, memakmurkan masjid secara maknawi yakni sebagai tempat sholat, berdzikir, menuntut ilmu,” kata Yakhsyallah.
Namun tambahnya, Umat Islam seharusnya tidak memaknai dzikir hanya mengucapkan kalimat tayyibah, menurut ulama dzikir maknanya dibagi menjadi dua ; menyebut nama Alloh, dengan membaca Al-Qur’an, kalimat tayyibah, dan berdoa. Yang kedua berarti beramal shalih, berbuat baik, berbakti pada orang tua, menyayangi yang lebih muda, menghormati yang lebih tua.
Baca Juga: Indonesia Dukung Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Semua amal shalih sebetulnya dzikir, yang terbaik dilakukan di masjid. Berlaku jujur, menghormati orang yang lebih tua nilainya beda jika dilakukan di masjid dan diluar masjid.
Pembangunan Masjid Rasulullah
Tabligh Akbar Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Lampung dengan tema “Membangun Masjid Sebagai Pusat Pembinaan Umat Islam” ini dimulai dengan musyawarah kerja dan Training for Trainer, Lembaga Kepalestinaan Aqsa Working Group (AWG) Biro Lampung, diikuti dengan Bazar Expo.
Tema tersebut diangkat terkait perencanaan pembangunan Masjid Rasulullah di Komplek Ma’had Al-Fatah dan Shuffah Al-Qur’an Abdullah Bin Mas’ud (SQABM) Online.
Baca Juga: Gandeng MER-C dan Darussalam, AWG Gelar Pelatihan Pijat Jantung
Masjid yang akan dibangun di lahan seluas 8.632 m2, dengan bentuk persegi, panjangnya 40 m dan lebar 40 luas total 3.526 m2, desain dua lantai ini diharapkan akan mampu menampung jamaah sebanyak 5.876 orang lebih.
Ustadz Mukhlasin, Panitia pembangunan Masjid Rasulullah Bidang Publikasi dan Sosialisasi kepada Miraj Islamic News Agency (MINA) mengatakan, dinamakan Masjid Rasulullah karena diharapkan Masjid ini akan berfungsi sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW.
“Rasulullah mencontohkan, masjid tidak hanya digunakan untuk shalat saja, ada banyak fungsi masjid di zaman Rasulullah, ini kenapa masjid yang akan kami bangun ini diberi nama Masjid Rasulullah, dengan harapan masjid ini nantinya tidak hanya difungsikan untuk shalat saja, tapi benar-benar menjadi pusat kegiatan umat islam, “ kata Mukhlasin.(L/K08/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!