Jakarta, 23 Dzulqa’dah 1435/18 September 2014 (MINA) – Sebuah bangunan showroom mobil, selalu terlihat berbeda menjelang Idul Adha tiba. Gedung yang semula dipenuhi mobil-mobil mewah, berganti rupa menjadi sapi-sapi bermacam ukuran dan jenisnya. Pemiliknya memberi nama “Mall Hewan Qurban”.
Lokasinya tepat berada di samping Markas Korps (Mako) Brimob Kelapa Dua, Depok, di pinggir jalan akses Kelapa Dua yakni Jalan Akses UI No. 89 A Cimanggis.
Pemilik Mall, H. Doni, memberikan fasilitas penjualan modern seperti ruang ber-AC, lingkungan bersih serta “Ladies Cowboy ” atau SPG siap melayani konsumen yang datang.
“Kita ingin tampil beda, sebab selama ini yang ada adalah kesan kumuh dan kotor melekat pada lokasi penjualan hewan ternak di Indonesia,” ujar Muhammad Zuhri (50), Site Manajer Mall Hewan Qurban.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Menurutnya, nama mall sendiri sudah mencerminkan jaminan sifat bersih dan higienis.
Selain menambah kenyamanan konsumen, ternyata penggunaan AC juga berpengaruh pada kondisi kesehatan hewan kurban itu sendiri, jelas Zuhri. “Kalau kondisinya nyaman dan sejuk, hewan jadi tidak stress sehingga bobotnya tetap terjaga,” ujarnya.
Zuhri melanjutkan, Mall itu sudah berjalan sejak 4 tahun lalu. “Sebelumnya kita tidak menggunakan nama tersebut dalam penjualan hewan kurban,” ujar Zuhri. Ia menjelaskan, mereka sudah berbisnis sapi lebih dari 32 tahun namun baru beberapa tahun lalu menggunakan teknik marketing semacam ini.
“Karena itu, kami berusaha meyakinkan konsumen dengan memberi jaminan berupa sertifikat kesehatan resmi dari dinas kesehatan hewan, pemeriksaan secara berkala serta perawatan hewan kurban secara intensif. Bahkan kami berani asuransikan hewan yang sudah dibeli,” ujar Zuhri. Asuransi tersebut mencakup kematian atau sakitnya hewan selama masa perawatan sebelum dikurbankan, jelasnya.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Ia melanjutkan, apabila sapi yang sudah dibeli mati atau sakit maka akan diganti dengan sapi yang sehat. “Tentu diperiksa dulu sebab-sebab sakit atau matinya dulu,” kata Zuhri.
Tetap optimis
Meski diakui oleh Zuhri bahwa tahun ini ada kenaikan harga sapi, 10 -20 persen, ia tetap optimis hasil penjualan tahun ini akan meningkat. “Kami targetkan hingga 8000 ekor sapi terjual di tahun ini,” ujar Zuhri. Menurutnya, tahun 2013 lalu dari stok sapi sebanyak 4008 ekor, hanya tersisa sebanyak 8 ekor sapi saja.
“Tentu saja itu dari 3 outlet yang kami buka untuk masyarakat di sini, di cisalak dan tapos,” ujar Zuhri.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Selain itu, Zuhri yakin karena soal harga mereka memiliki daya saing yang signifikan. “Kami memang menjual secara partai dan retail, sehingga harga tentu saja bisa dibandingkan dengan lainnya,” katanya.
Harga terendah sapi dengan bobot sekitar 250 kg dijual Rp. 13 juta. Sementara harga tertinggi adalah pada sapi berbobot di atas 1 ton dengan harga jual mencapai Rp. 200 juta. “Ada 4 kelas harga yaitu middle, middle up, premium dan eksekutif,” kata Zuhri.
Menurutnya, harga tersebut sudah termasuk transportasi ke tempat konsumen, perawatan sapi serta asuransi sapi.
Adapun jenis sapi yang dijual meliputi Sapi Bali, Kupang, Limosin dan Brahman. “Sesuai main business kami yakni berdagang sapi, maka kami hanya menyediakan sapi saja dan tidak menyediakan kambing,” kata Zuhri.(L/R12/R03)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Wapres: Ekonomi Syariah Arus Baru Ketahanan Ekonomi Nasional