Pengamat hubungan Israel, Palestina dan AS. Ketua Dewan Kepentingan Nasional AS
Sejak media AS melaporkan pembantaian Israel terbaru di Gaza–walaupun mereka mengklaim sebagai “tindakan mempertahankan diri”, saya pikir saya akan meluruskannya. Pasukan Israel mengebom dan menyerang Gaza sebelum serangan roket dimulai. Roket (perlawanan Palestina) ditembakkan hanya setelah banyak warga dan anak-anak Palestina tewas.
Menurut sebuah situs pro-Israel, Jewish Virtual Library, roket Gaza pertama kali ditembakkan ke Israel pada 2001. Empat roket diluncurkan sepanjang tahun itu. Website militer Israel setuju dengan pernyataan itu, mereka mengatakan roket pertama diluncurkan dari Gaza pada 16 April 2001.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Kebetulan saya bepergian ke wilayah Palestina yang dijajah sebelum itu, pada Februari-Maret 2001 sebagai seorang freelance reporter.
Ketika di sana, pasukan Israel secara teratur mengebom Tepi Barat dan Gaza. Mereka telah melakukannya selama beberapa bulan dan Gaza sangat terpukul dengan penderitaan itu.
Beberapa bulan sebelum musim gugur tahun 2000, demonstrasi besar-besaran tanpa bersenjata mulai terjadi memprotes pendudukan Israel. Hal ini terus berkembang menjadi apa yang dikenal dengan “Intifhada kedua” . Pasukan Israel segera menggunakan cara mematikan dalam menghadapi aksi massal warga Palestina ini. Sebuah surat kabar Israel melaporkan militernya menembakkan lebih dari satu juta peluru dalam beberapa hari pertama kepada warga Palestina.
Tiga bulan setelahnya pasukan Israel membunuh lebih dari 90 anak-anak Palestina sebelum pada akhirnya seorang anak kecil Israel terbunuh. Peristiwa itu jauh sebelum roket ditembakkan. (Penyebab utama kematian anak-anak Palestina adalah tembakan ke kepala)
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
Kenyataanya tiap tahun anak-anak Palestina yang tewas jauh lebih banyak daripada anak-anak Israel:
Pengeboman, serangan darat dan penculikan warga Palestina terus berlanjut sepanjang tahun-tahun berikutnya. Kecuali dalam beberapa gencatan senjata.
Pada saat yang bersamaan, beberapa kelompok perlawanan (biasanya bukan Hamas), juga secara berkala menembakkan roket ke Israel pada tahun-tahun tersebut.
Selama serangan itu pasukan Israel menewaskan 4.000 warga Gaza, sementara pejuang Gaza dengan roket menewaskan 27 warga Israel. Rata-rata, Israel membunuh seorang anak Palestina setiap tiga hari.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Di samping itu, penangkal roket (Iron Dome) memainkan peran besar dalam melindungi warga Israel dari serangan-serangan roket pihak perlawanan Palestina. Sistem Iron Dome belum digunakan hingga 27 Maret 2011. Di mana, 10 tahun sebelumnya hanya ada 17 warga Israel yang tewas. Untuk analisis lebih lanjut bisa di klik di sini
Siapa sebenarnya yang mulai kekerasan ini?
Tentu saja konflik antara kedua kelompok ini sudah dimulai sebelum musim gugur 2000, jadi mari kita kembali dan melihat bagaimana semua ini bermula, dan pihak mana yang memulai kekerasan. Hal itu sebenarnya cukup mudah dilakukan.
Anda tidak perlu kembali kemasa ribuan tahun yang lalu agar orang percaya. Kenyataannya pada akhir 1800-an wilayah yang dikenal sebagai Palestina ini adalah negeri yang damai dan hal ini berlangsung selama berabad-abad. 80 persen peduduknya beragama Islam, 15 persen Kristen, dan Yahudi di bawah 5 persen. Semua menjalankan agama mereka secara berdampingan tanpa adanya konflik di atas tanah yang dianggap suci bagi ketiga kelompok itu.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Masalah mulai ada ketika sebuah gerakan politik yang disebut “Politik Zionisme” pada akhir 1800-an muncul di Eropa (dan juga di Amerika Serikat) dengan tujuan mengusir penduduk dan menciptakan sebuah negara Yahudi di tanah (Palestina) ini.
Puncak dari upaya mereka terjadi pada 1948-1949, ketika ‘Israel’ diciptakan melalui sebuah peperangan. Setidaknya 750.000 penduduk non-Yahudi di Palestina atau sekitar setengah dari total penduduk mengalami pembersihan etnis. Tanah , tempat usaha, kebun, dan harta benda mereka lainnya (senilai jutaan dolar) disita ‘negara Yahudi’ itu yang kemudian disebut dengan kata Israel.
Kekerasan terbaru “kejahatan Palestina”
Keyakinan media AS mengenai gelombang kekerasan Israel terbaru terhadap Gaza dimulai dengan adanya penculikan dan pembunuhan tiga pemuda Israel juga tidak benar.
Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin
Faktanya, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 4 anak-anak Palestina dan sekitar 35 orang dewasa Palestina pada 2014 sebelum penculikan dan pembunuhan tiga orang Israel tersebut.
Juga, salah satu kelompok terbesar dalam sejarah yang melakukan aksi mogok makan terjadi di antara warga Palestina yang ditahan secara ilegal di penjara-penjara Israel. Mereka diculik dan di penjara sebagai “tahanan administratif”, yaitu tahanan yang tidak pernah dituduh melakukan kejahatan dan ditahan tanpa kejelasan waktu dan pengadilan, hingga bisa selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Banyak dari mereka yang disiksa.
Bahkan JJ Goldberg, seorang wartawan yang pro-Israel , mengatakan bahwa “politik dan kebohongan” Israel berada di belakang penyerangan Israel saat ini. (T/Syt/P03/EO2)
*Tulisan ini merupakan terjemahan artikel “Which Came First? Palestinian Rockets or Israeli Violence?” dalam situs pribadi www.alisonweir.org. Diterjemahkan oleh Suyanto, Wartawan Miraj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)