Atlanta, MINA – John Bolton, mantan Penasihat Keamanan Nasional Presiden Donald Trump, Selasa (12/7), mengaku bahwa ia terlibat dalam perencanaan kudeta di negara-negara asing .
Bolton membuat pengakuan yang mengejutkan dalam wawancara dengan pembawa acara CNN Jake Tapper, saat membahas serangan 6 Januari 2021 di gedung Capitol AS oleh para pendukung Trump yang menentang dilantiknya Joe Biden sebagai Presiden.
Ia mencatat bahwa adalah salah jika mengklaim bahwa Trump mengatur “kudeta yang direncanakan dengan hati-hati terhadap Konstitusi” pada tanggal tersebut, Anadolu Agency melaporkan.
Bolton mengatakan Trump secara pribadi “tidak mendengarkan orang lain.”
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Ia menambahkan, “tidak ada yang dilakukan Donald Trump setelah pemilihan umum sehubungan dengan kebohongan tentang penipuan pemilihan, tidak ada yang dapat dipertahankan.”
“Ini juga kesalahan, seperti yang dikatakan beberapa orang, termasuk di Komite, para komentator, bahwa entah bagaimana ini adalah kudeta yang direncanakan dengan hati-hati yang ditujukan pada Konstitusi. Bukan itu cara Donald Trump melakukan sesuatu,” katanya, merujuk pada Panitia pemilihan DPR yang menyelidiki peristiwa 6 Januari.
“Sebagai seseorang yang telah membantu merencanakan kudeta, tidak di sini, tetapi, Anda tahu, di tempat lain, itu membutuhkan banyak pekerjaan. Dan bukan itu yang dia lakukan,” kata Bolton kepada Tapper.
Dia mengutip Venezuela sebagai contoh dalam bukunya, dan berkata: “Saya menulis tentang (kudeta di) Venezuela di buku, dan ternyata tidak berhasil.” (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel