London, MINA – Organisasi kemanusiaan Bantuan Medis untuk Palestina (MAP) menyerukan tanggap darurat setelah peristiwa tewasnya 9 syuhada di Tepi Barat, Yerusalem.
Melalui pernyataannya pada Jumat (27/1), MAP menegaskan komunitas internasional, termasuk Inggris, dapat dan harus berbuat lebih banyak menegakkan hukum internasional, melindungi warga sipil dan layanan kesehatan, serta mengakhiri kebal hukum atas pelanggaran hak kesehatan dan martabat warga Palestina.
“Di tengah krisis kesehatan dan kemanusiaan yang semakin parah, dan pembentukan pemerintah sayap kanan Israel baru-baru ini, ada bahaya nyata bahwa kekerasan terhadap warga Palestina dapat meningkat lebih jauh di Yerusalem Timur dan berisiko meluas ke Gaza,” ujar pernyataan tersebut.
Di samping itu, CEO MAP Melanie Ward mengungkapkan para petugas medis dan ahli merasa tidak siap menyaksikan korban akibat kekerasan pendudukan Israel, demikian Wafa melaporkan.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
“Karena situasinya terus memburuk, mereka membutuhkan dukungan internasional lebih dari sebelumnya,” katanya.
Warga Palestina di Tepi Barat kini menyerukan pemogokan umum dan protes sebagai tanggapan atas kebijakan diskriminatif Israel yang sedang berlangsung.
Menurutnya, itulah sebab dirilisnya pernyataan serta seruan darurat MAP untuk mendukung upaya penyelamatan nyawa rumah sakit Palestina dan tim paramedis.
Sebagai bagian dari tanggap darurat, ia juga mengatakan MAP akan menyediakan peralatan penyelamat dan pasokan medis ke rumah sakit serta tim medis Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS).
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
“MAP juga akan melatih paramedis dalam perawatan trauma melalui PRCS, menyediakan layanan klinik keliling dan pelatihan bantuan kepada masyarakat di Area C Tepi Barat melalui Perhimpunan Bantuan Medis Palestina (PMRS),” ujar Melanie.
Sementara Manajer Advokasi dan Komunikasi MAP di Tepi Barat, Aseel Baidoun mengatakan apa yang dilakukan pasukan Israel di Jenin dan yang terjadi setiap hari di Tepi Barat, tidak boleh lagi dibungkam oleh komunitas internasional. Serangan terhadap layanan kesehatan Palestina telah terjadi begitu lama tanpa pertanggungjawaban.
“Kami telah mencapai titik di mana saya dapat mengatakan bahwa kami semua ketakutan. Kami merasa hidup kami tidak penting, dan setiap orang Palestina menghadapi bahaya besar. Bahkan mereka yang berusaha menyelamatkan nyawa pun tidak aman,” kata Aseel.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan sembilan warga Palestina, termasuk seorang wanita lanjut usia, dibunuh pasukan zionis Israel melalui serangan bersenjata ke kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki hari pada Kamis (26/1) lalu. Setidaknya 20 warga Palestina lainnya terluka dan empat berada dalam kondisi kritis.
Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza
MAP merupakan lembaga bantuan medis yang bekerja untuk kesehatan dan martabat warga Palestina. Kantor yang berlokasi di London, Beirut, Ramallah, dan Kota Gaza, MAP berkontribusi untuk warga Palestina yang hidup di bawah pendudukan zionis Israel dan bekerja langsung dengan masyarakat dalam pembangunan kesehatan jangka panjang. (T/cha/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Paus Fransiskus Terima Kunjungan Presiden Palestina di Vatikan