Kuala Lumpur, MINA – Majlis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM) menyatakan keprihatinan atas kondisi syahidnya ratusan wartawan di Gaza oleh Zionis Israel.
Organisasi yang berpusat di Shah Alam, Selangor ini mengajak semua insan media bergerak mengutuk bersama kekejaman zionis kepada para pewarta di saat dunia diam dan menutup mata pada kejahatan ini.
Presiden Majlis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia, Mohd Azmi Abdul Hamid dalam keterangan pers, Selasa (24/3) mengatakan kejahatan Israel terhadap wartawan di Gaza harus dikutuk secara global, dibawa ke Mahkamah Internasional ICC, perlunya perlindungan keselamatan wartawan di Gaza, dan tekanan dari semua negara kepada para negara penyokong senjata bagi Zionis Israel.
“Perang di Gaza bukan sekadar pembunuhan atas penduduk Palestin, tapi juga serangan berencana terhadap kebenaran. Sehingga hari ini, jumlah wartawan yang telah dibunuh oleh rejim Zionis meningkat kepada 208 orang, termasuk wartawan Hossam Shabat, koresponden Al Jazeera Mubasher di Gaza Utara,” katanya.
Baca Juga: Ribuan Tentara Israel Stres akibat Perang Gaza
Mohd Azmi Abdul Hamid mengatakan, pembunuhan kejam ini bukan kecelakaan dalam perang, malainkan pembunuhan terencana untuk menutup kebenaran dan menghapus jejak kekejaman Israel kepada dunia.
“Kami menyalahkan Israel, Amerika Serikat, dan negara sekutu seperti UK, Jerman, dan Perancis atas pembunuhan berterusan terhadap wartawan di Gaza,” tuturnya.
“Ini adalah kejahatan perang yang terang-terangan melanggar undang-undang internasional. Dunia tidak boleh berdiam diri,” tambahnya.
Ia juga mengatakan, sikap diam masyarakat dunia hanya akan membuka lebih banyak ruang kepada Israel untuk terus membunuh wartawan dan menutup bukti kejahatan perang mereka.
Baca Juga: Kantor Palang Merah di Gaza Rusak Akibat Serangan
Secara khusus Mohd Azmi Abdul Hamid menyeru seluruh insan media di Malaysia termasuk pegiat sosial media untuk bangkit melaporkan Bersama-sama kejahatan Israel atas wartawan. Ia juga meminta semua media di Malaysia menulis kata genosida dan kejatanan Israel, serta menghindari kata konflik bagi setiap pemberitaan Gaza.
“Gunakan istilah yang benar. Ini bukan “konflik”, ini adalah genosida, pembersihan etnik, dan apartheid. Berikan ruang kepada suara rakyat Palestina. Jangan biarkan kisah mereka dipadamkan,” katanya.
Mohd Azmi Abdul Hamid juga mengajak semua warga dunia agar terus melakukan boikot naratif media pro-Zionis. Jangan biarkan propaganda Israel menguasai laporan berita.
“Jika wartawan tidak selamat, kebenaran juga tidak selamat. Jika kebenaran mati, keadilan juga akan terkubur. Kini adalah masanya untuk bangkit, bersuara, dan melawan penindasan ini,” tegasnya. []
Baca Juga: Pemimpin Oposisi Israel Serukan Penutupan Ekonomi, Dorong Pemilu Lebih Awal
Mi’raj News Agency (MINA)