MASJID Agung Darussalam yang terletak di Purbalingga, Jawa Tengah, berdiri megah di atas lahan seluas 5.500 meter persegi. Dibangun pada tahun 1853 M (1269 H) oleh KH Abdullah Ibrahi, seorang ulama terkemuka dengan pengetahuan agama yang mendalam, masjid ini menjadi pusat spiritual dan sosial bagi masyarakat sekitarnya.
KH Abdullah Ibrahi tidak hanya dikenal karena kebijaksanaannya tetapi juga kepeduliannya terhadap masyarakat.
Dengan visi untuk menciptakan tempat ibadah yang dapat menampung banyak jamaah, ia memilih lokasi strategis untuk membangun Masjid Agung Darussalam.
Pembangunan masjid ini menjadi simbol gotong-royong dan dedikasi masyarakat setempat terhadap agama, memperkuat ikatan sosial di antara mereka.
Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan
Sepanjang sejarahnya, Masjid Agung Darussalam telah mengalami lima renovasi besar untuk memperbaiki dan memperluas fasilitasnya:
Renovasi Pertama (1890-an)
Renovasi awal ini fokus pada penguatan struktur dan perbaikan atap masjid yang rusak akibat cuaca. Pada masa ini, masjid masih mempertahankan arsitektur tradisional dengan sentuhan lokal.
Renovasi Kedua (1920-an)
Baca Juga: Festival Harmoni Istiqlal, Menag: Masjid Bisa Jadi Tempat Perkawinan Budaya dan Agama
Seiring bertambahnya jumlah jamaah, masjid diperluas. Dinding diperkuat dan sebuah menara kecil ditambahkan untuk muazin mengumandangkan azan.
Renovasi Ketiga (1950-an)
Setelah kemerdekaan Indonesia, masjid direnovasi dengan bahan bangunan modern seperti beton dan keramik. Ruang wudhu dan toilet juga diperbaiki.
Renovasi Keempat (1980-an)
Baca Juga: Industri Farmasi Didorong Daftar Sertifikasi Halal
Renovasi ini melibatkan peninggian langit-langit, peningkatan ventilasi dan pencahayaan alami, serta perluasan area shalat.
Renovasi Kelima (2010-an)
Renovasi terbaru menambahkan sistem pendingin udara dan teknologi audio canggih. Halaman masjid juga diperluas untuk menampung lebih banyak jamaah saat shalat Idul Fitri dan Idul Adha.
Arsitektur Masjid Agung Darussalam kini memadukan gaya tradisional dan modern. Dindingnya dihiasi kaligrafi dan ornamen Islami, sementara ruang utamanya dapat menampung ribuan jamaah dengan tambahan balkon untuk jamaah wanita.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Cenderung Mendung, Sebagian Hujan Ringan Sore Hari
Fasilitas lainnya meliputi perpustakaan kecil dengan literatur keislaman, ruang serbaguna untuk kegiatan sosial dan pendidikan, serta area parkir luas. Masjid ini juga ramah difabel, dengan ramp dan toilet khusus.
Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, Masjid Agung Darussalam juga menjadi pusat kegiatan sosial dan pendidikan.
Pengajian, ceramah agama, dan kelas-kelas keagamaan rutin diadakan di sini, bersama dengan acara pernikahan, khitanan, dan kegiatan sosial lainnya.
Dengan sejarah yang panjang dan peran pentingnya dalam kehidupan masyarakat, Masjid Agung Darussalam tetap menjadi simbol keimanan dan persatuan umat Islam di Purbalingga.
Baca Juga: Menag Akan Buka Fakultas Kedokteran di Universitas PTIQ
Renovasi yang terus dilakukan menunjukkan komitmen masyarakat dalam merawat dan menjaga masjid ini agar tetap nyaman dan representatif bagi generasi mendatang. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Prabowo Bertekad Perangi Kebocoran Anggaran