Mandalay, 8 Ramadhan 1435/6 Juli 2014 (MINA) – Ekstrimis Budha Myanmar membakar sejumlah bangunan sekolah dan gedung lainnya di kawasan Mandalay, kota Muslim terbesar kedua di negara itu.
Saksi mata mengatakan, lebih dari 70 polisi hanya berdiri dan menonton saat massa Buddha melakukan pembakaran, Sabtu, demikian laporan Press Tv dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Serangan itu terjadi setelah upacara pemakaman seorang pria Buddha.
Win Naing, Muslim di sekolah itu mengatakan, perusuh menggunakan tongkat, pipa logam dan gergaji.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Polisi Myanmar mengklaim, massa hanya menghadiri pemakaman, bukan melakukan penyerangan sehingga tidak menghentikan mereka.
Pada 2 Juli lalu, serangan biksu Budha telah menewaskan dua orang muslim dan melukai 14 lainnya di Mandalay.
Tindakan kekerasan oleh ekstrimis Budha terhadap Muslim Rohingya juga telah menewaskan ratusan dan mereka terpaksa meninggalkan negara itu.
Muslim Rohingya di Myanmar mencapai sekitar lima persen dari jumlah penduduk negara itu. Mereka telah dianiaya dan menghadapi penyiksaan dan penindasan sejak kemerdekaan negara itu pada 1948.
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut Muslim Rohingya yang tinggal negara bagian Rakhine sebagai salah satu komunitas paling teraniaya di dunia.
Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) internasional berulang kali mengkritik Pemerintah Myanmar karena gagal melindungi Muslim Rohingya.
Badan-badan internasional dan organisasi HAM mengklaim pemerintah Myanmar menutup mata terhadap aksi tindakan kekerasan terhadap muslim Rohingya Myanmar. (T/P012/P04)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza