Tripoli, MINA – Kerumunan massa yang marah berkumpul di luar rumah beberapa politisi dan orang kaya di Tripoli, Lebanon, Kamis (28/1) memprotes kurangnya perhatian pada orang miskin yang makin terpuruk karena Covid-19.
Mereka membakar sampah dan menghancurkan kamera pengintai, Nahar Net melaporkan.
Kemarahan pemrotes tumbuh atas penanganan pemerintah terhadap pandemi virus corona.
“Kami ingin membakar semua rumah mereka seperti mereka membakar hati kami,” kata Omar Qarhani, ayah enam anak yang menganggur.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Kota utara yang miskin itu telah mengalami empat hari bentrokan antara pasukan keamanan dan warga yang marah. Mereka menuding penerapan jam malam telah merusak mata pencaharian mereka.
Pandemi telah menambah kesengsaraan dari kemerosotan keuangan terburuk di Lebanon sejak perang saudara 1975-1990. Kondisi itu memicu kemarahan yang membara terhadap kelas politik yang dianggap korup dan tidak kompeten.
Kemarahan itu tumpah ke jalan-jalan Tripoli sejak Senin. Pada hari Kamis kekerasan tersebut menewaskan korban pertamanya yang bernama Omar Tayba, yang menderita luka peluru dalam bentrokan malam sebelumnya.
Rumah politisi yang mereka serang termasuk beberapa orang terkaya Lebanon. Qarhani mengatakan, mereka hampir tidak melakukan apa pun untuk membantu.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
“Mereka telah mempermalukan kota ini,” kata pria berusia 42 tahun itu, saat sekitar 100 demonstran berteriak di luar rumah seorang politisi terkemuka Tripoli di dekatnya.
Dengan lebih dari setengah populasinya di bawah garis kemiskinan, Tripoli berada di garis depan gerakan protes nasional yang meletus pada Oktober 2019, yang menuntut reformasi mengakar dari sistem politik sektarian nepotis Lebanon. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon