Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September

Widi Kusnadi Editor : Rana Setiawan - Sabtu, 21 September 2024 - 23:25 WIB

Sabtu, 21 September 2024 - 23:25 WIB

132 Views

Jakarta, MINA – Hari Ahad 22 September 2024 akan terjadi fenomena equinox, yaitu matahari akan tepat berada di garis Katulistiwa.

Menurut laporan BMKG yang dikutip MINA, Sabtu (21/9), equinox adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika posisi matahari berada tepat di garis khatulistiwa atau ekuator. Ketika fenomena equinox berlangsung, jarak antara matahari dengan bumi adalah jarak yang terdekat.

Saat terjadi equinox, posisi Matahari akan tepat berada di garis ekuator yakni berada pada posisi zero latitude atau garis lintang 0 derajat. Kondisi ini membuat wilayah tropis sekitar ekuator Bumi akan mendapatkan sinar Matahari maksimum.

Dengan begitu, waktu siang di khatulistiwa saat equinox akan terjadi selama 12 jam 4,5 menit. Sementara malam hari akan berlangsung selama 11 jam 55,5 menit.

Baca Juga: Hujan dan Angin Kencang di Depok, Beberapa Pohon di Sawangan Tumbang

Selain memengaruhi durasi waktu di khatulistiwa, Matahari yang bersinar tepat di garis khatulistiwa membuat intensitas cahayanya menjadi lebih besar.  Ini membuat suhu di wilayah khatulistiwa menjadi lebih panas. Kondisi demikian terutama terjadi ketika wilayah di bawahnya tidak tertutupi awan saat tengah hari.

Meski begitu, fenomena ini tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis maupun ekstrem. Fenomena equinox secara umum tidak memengaruhi wilayah di luar equinox. Ini karena setiap daerah memiliki hari tertentu ketika Matahari melintas tepat di atasnya dalam jarak dekat.

Ketika matahari melintas tepat di atas garis khatulistiwa itu artinya matahari muncul tepat di atas khatulistiwa, bukan di utara atau di selatan garis khatulistiwa. Pada hari itu, matahari tampak terbit ‘tepat dari arah timur’ dan terbenam ‘tepat ke arah barat’.

Secara periodik, fenomena equinox terjadi dua kali dalam satu tahun, yakni pada bulan Maret (vernal equinox) dan September (autumnal equinox).

Baca Juga: Kecelakaan Beruntun di KM 92 Tol Cipularang, Puluhan Mobil Ringsek

Equinox merupakan fenomena astronomi yang alamiah dan tidak berbahaya. Equinox bukan merupakan fenomena seperti gelombang panas yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara signifikan dan bertahan lama.

Konsekuensi adanya equinox, wilayah tropis sekitar ekuator atau khatulistiwa akan mendapatkan penyinaran matahari maksimum, namun hal ini tidak berpengaruh terhadap cuaca. Fenomena ini juga tak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis.

Masyarakat tak perlu mengkhawatirkan dampak dari fenomena equinox. Masyarakat juga tak perlu panik tentang kenaikan suhu yang drastis akibat equinox, sebab ini tidak terlalu berdampak pada kesehatan.[]

 

Baca Juga: Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Terus Bertambah Jadi 11,445 Warga

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Tiba di Washington, Prabowo akan Temui Joe Biden

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia