Mathla’ul Anwar Harus Fokus pada Penguatan Sistem

Ketua Panitia Pelaksana (OC) Muktamar ke-20 dan HUT 105 Mathla'ul Anwar, Andi Yudi Hendriawan (AYH). (Foto: Istimewa)

Pandeglang, MINA – ke-20 dan ulang tahun ke-105 Mathla’ul Anwar yang menurut rencana akan diselenggarakan di Jakarta dalam waktu dekat menjadi momentum yang tepat bagi penguatan sistem di internal Ormas tersebut.

“Mathla’ul Anwar ke depan harus fokus pada penguatan sistem, peningkatan konsolidasi internal, dan penajaman orientasi sesuai tuntutan Ormas modern,” kata Ketua Panitia Pelaksana (Organizing Committee/OC) Muktamar XX dan HUT 105  Mathla’ul Anwar, Andi Yudi Hendriawan (AYH) di Pandeglang, Rabu (10/2).

AYH mengemukakan keterangan tersebut dalam perbincangan dengan wartawan terkait akan dilaksanakannya Muktamar XX dan ulang tahun ke-105 Mathla’ul Anwar di Jakarta dari tanggal 1 hingga 3 April 2021.

Menurut Ketua OC Muktamar XX Mathla’ul Anwar itu, sepeninggal Ketua Majelis Amanah Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) KH Irsjad Djuwaeli dirasa perlu adanya reorientasi organisasi, dari model figur ke arah modernisasi Ormas.

“Penguatan sistem itu sendiri akan melahirkan figur-figur pemimpin visioner yang akan meneruskan estafet kepemimpinan di lingkungan Mathla’ul Anwar,” kata Ketua Bidang Ekonomi PBMA itu.

Di sisi lain, lanjutnya, konsolidasi organisasi dan komitmen kelembagaan pasca meninggalnya KH Irsjad Djuwaeli yang juga dikenal sebagai salah satu tokoh pendiri Provinsi Banten itu harus makin diperkuat dan penajaman orientasi organisasi perlu lebih terarah dan terukur.

Ia juga menyatakan bersyukur Mathla’ul Anwar saat ini memiliki banyak kader yang siap memimpin organisasi, baik dari jajaran Pengurus Wilayah (sudah terbentuk di hampir semua provinsi) dan Pengurus Daerah (sudah terbentuk di 320 kabupaten/kota) maupun dari Badan Otonom dan Perguruan serta simpatisan.

Wakil Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Ummat Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu juga mengemukakan, tema Muktamar XX dan HUT ke-105 Mathla’ul Anwar adalah “Menata ummat, merekat bangsa”.

Tema ini mengartikulasikan wujud semangat kader untuk kebangkitan kedua Mathla’ul Anwar dengan berbagai aspek terkait medan jihadnya, baik di bidang pendidikan dan dakwah maupun sosial serta untuk menata kembali kepedulian terhadap ummat yang menjadi fokus amaliyahnya.

“Suksesnya penyelenggaraan Muktamar XX dan HUT ke-105 Mathla’ul Anwar adalah suksesnya Ormas ini dalam ikut berkontribusi bagi kepentingan agama, nusa dan bangsa ke depan,” katanya menambahkan.

Pada bagian lain, ia mengemukakan, jika diurut dari usianya yang mencapai 105 tahun, Mathla’ul Anwar seharusnya sudah mengadakan sebanyak 21 kali muktamar, namun tercatat dalam sejarah adanya periode kepemimpinan yang vakum, sehingga tidak melaksanakan muktamar.

Mathla’ul Anwar didirikan pada 10 Ramadhan 1334 Hijriah atau 10 Juli 1916 oleh KH E Mohammad Yasin, KH Tb Mohammad Sholeh, dan KH Mas Abdurrahman serta dibantu oleh sejumlah ulama dan tokoh masyarakat di daerah Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Ormas tersebut didirikan berselang empat tahun setelah berdirinya Muhammadiyah serta sepuluh tahun lebih awal dibanding NU. Muhammadiyah dirikan pada 18 Nopember 1912 di Kauman Yogyakarta oleh KH Ahmad Dahlan dan NU pada 31 Januari 1926 di Surabaya Jawa Timur oleh KH Hasyim Asy’ari.

Mathla’ul Anwar selama ini mengelola ratusan lembaga pendidikan dari tingkat dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Adapun perguruan tinggi yang dikelolanya adalah Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA).

UNMA yang berlokasi di Cikaliung Pandeglang itu dikenal sebagai salah satu perguruan tinggi swasta favorit di Provinsi Banten.(L/R1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.