Rabat, MINA – Layaknya Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, umat Muslim Maroko merayakan Maulid Nabi dengan pakaian baru, berbagai hidangan makanan dan saling mengucapkan “Awasyir Mabruk,” keberkahan sepuluh hari ini.
Hamid Saad, pemilik toko pakaian di salah satu lingkungan Rabat, tampak gembira saat banyak pelanggan membeli pakaian baru.
“Satu keberkahan setelah beberapa lama kami mengalami penurunan penjualan masa pandemi,” ujarnya. Seperti dilaporkan al-Ain al-Akhbariya.
Meskipun tindakan karantina telah dipermudah dan dicabut di beberapa kota, pihak berwenang di Maroko tetap masih memperketat tingkat tindakan pencegahan dan jarak fisik, terutama pada angkutan umum. Laporan menambahkan.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Dua jenis roti yang penuh dengan manisan “lamsmen” dan “al-Baghrir,” laris terjual.
Para pengemudi mobil menyalakan radio dan suara nasyid shalawat pujian pun terdengar.
Salah satu adat istiadat Maroko pada hari Maulid Nabi SAW, selain membawa keceriaan kepada anak-anak dengan baju baru, juga peringatan dan puji-pujian digelar di berbagai masjid pemerintah.
Termasuk di kebiasaan Maroko pada peringatan Maulid Nabi adalah pengampunan kerajaan untuk sejumlah narapidana dan tahanan, pengurangan masa hukuman, pembebasan denda, atau mengubah hukuman mati menjadi seumur hidup.
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah
Raja Maroko, Raja Mohammed VI, didampingi oleh Putra Mahkota Moulay El Hassan, dan saudaranya Moulay Rachid, memimpin upacara keagamaan, dihadiri para pejabat dari berbagai tingkatan.
Raja mengucapkan selamat dan meminta pengertian dengan kehadiran masyarakat yang sangat terbatas, dalam komitmennya terhadap langkah-langkah protocol kesehatan pencegahan penyebaran pandemi Corona. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan