Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MAUNGDAW, MYANMAR KEMBALI MENCEKAM

Admin - Senin, 15 Desember 2014 - 14:33 WIB

Senin, 15 Desember 2014 - 14:33 WIB

735 Views ㅤ

Bangladesh deportasi pengungsi Rohingya
Photo: RNA

Rohingya-300x180.jpg" alt="Bangladesh deportasi pengungsi Rohingya" width="300" height="180" /> Photo: RNA

Maungdaw, 21 Shafar 1436/14 Desember 2014 (MINA) – Pemerintah Maungdaw, Myanmar kembali menerapkan jam malam selama dua bulan di perbatasan Myanmar-Bangladesh menyusul situasi keamanan yang semakin kacau beberapa hari terakhir.

Pejabat pemerintah kota, U Kyi San mengatakan kepada Mizzima yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), situasi keamanan di perkampungan masih belum kondusif sehingga jam malam teta diberlakukan.

Maungdaw adalah wilayah yang sering dilanda kekerasan etnis sejak 2012 lalu dan hubungan antara Buddha dan warga Muslim dilaporkan belum kondusif. Kemiskinan dan kurangnya lapangan kerja memicu pertengkaran antara kedua belah pihak.

“Pemerintah telah memperpanjang periode jam malam, yaitu mulai jam 11:00 malam hingga 04:00 pagi,”kata Kyi San.

Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan

Sebelumnya jam malam dicabut di wilayah Thandwe, Kyaukpyu, Ann, Minbya dan kota Myebon, tetapi peerintah setempat tetap memberlakukannya di wilayah Buthidaung dan Maungdaw, yang perbatasan Bangladesh.

Pada 2 Desember lalu, delapan Muslim Rohingya, dipenjara di Maungdaw karena penolakan mereka untuk mendaftarkan diri sebagai “Bengali” dalam sensus Maret-April.

Berdasarkan UU Kewarganegaraan 1982, pemerintah Myanmar tidak mengakui Rohingya, mengklasifikasikan mereka sebagai warga Bengali dan imigran ilegal, padahal mereka (Muslim Rohingya) telah tinggal di Myanmar turun temurun ratusan tahun lalu.

Padahal jika merujuk para peraturan sensus nasional maupun internasional yang ada, setiap orang memiliki hak untuk mengidentifikasikan diri dan etnis mereka.

Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina

“Mereka menolak untuk terdaftar sebagai Bengali dengan cara baik, mereka hanya ingin terdaftar sebagai warga Rohingya. Jadi, mereka tidak berasal.(T/P004)
Mi’raj Islamic News agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Internasional
Wapres RI Ma'ruf Aamiin menghadiri acara Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-44 dan ke-45 di Vientiane, Laos, Rabu (9/10/2024) (Foto: Setwapres RI)
Asia
Asia
Internasional
Asia