Jakarta, MINA – Penasihat Indonesia Institute for Development (IISD) Sudibyo Markus menyatakan, perlunya dukungan dari berbagai pemangku kepentingan dan komponen masyarakat untuk ikut serta mendorong kebijakan pemerintah dalam mengendalikan dampak produk tembakau atau rokok. Salah satunya adalah media.
“Media sebagai alat perubahan dan pembaharuan kehidupan sosial bermasyarakat harus secara tepat memotret kondisi yang terjadi. Berperan dan melakukan tindakan konkret dalam upaya penguatan tembakau/">pengendalian tembakau di Indonesia,” ujarnya dalam Temu Media bertema “Peran Media dalam Mempengaruhi Kebijakan Pemerintah dalam tembakau/">Pengendalian Tembakau di Indonesia” yang digelar IISD di Jakarta, Selasa (12/3).
Menurut Sudibyo, media sangat penting dalam membuat terobosan menjebol kegamangan pemerintah dalam tembakau/">pengendalian tembakau, maupun memberikan informasi dan penyadaran kepada masyarakat.
“Tembakau yang secara akademik dan sosial nyata-nyata mengandung zat adiktif serta segala zat berbahaya buat kesehatan dan sosial-ekonomi masyarakat, sengaja diambangkan penanganannya, karena pemerintah adiktif terhadap cukai-cukai tembakau,” imbuhnya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diprediksi Turun Hujan Senin Sore Ini
Dia mengatakan, media berperan sangat signifikan untuk mempengaruhi kebijakan sekaligus memberikan pendidikan pada pengambil kebijakan dan masyarakat.
“Untuk itu sangat penting bagi para insan media untuk bisa menyiarkan informasi yang valid dan berimbang sehingga bisa mencerdaskan bangsa, mengingat konsumen media ada di hampir semua kalangan, baik dari menengah ke atas, maupun menengah ke bawah,” katanya.
Dalam isu tembakau/">pengendalian tembakau media berperan besar dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam tembakau/">pengendalian tembakau khususnya mengapa regulasi dan konsumsi produk tembakau atau rokok perlu dikendalikan.
“Media juga berperan penting dalam menyebarkan infomasi dan memberikan edukasi pada masyarakat akan bahaya mengkonsumsi zat adiksi nikotin.
Baca Juga: Syaikh El-Awaisi: Menyebut-Nyebut Baitul Maqdis Sebagai Tanda Cinta Terhadap Rasulullah
Kegiatan yang digelar IISD ini bertujuan untuk menggalang dukungan bagi keikutsertaan media dalam memberikan desakan kepada pemerintah dalam mengembangkan kebijakan publik yang berfihak kepada kepentingan masyarakat luas.
“Kegiatan ini juga agar masyarakat memahami ancaman berbagai cara industrial interferences terhadap pemerintah yang nyata-nyata merugikan kepentingan publik,” tambahnya.
Dalam lima tahun terakhir, kebijakan tembakau/">pengendalian tembakau di Indonesia mengalami masa yang cukup memprihatinkan, bahkan mengalami kemunduran.
Kondisi trersebut bertolak belakang dengan Nawacita Presiden yang tertuang dalam janji-janjinya di awal pemerintahannya untuk menciptakan 100 % kawasan tanpa rokok di seluruh kabupaten kota se Indonesia serta menaikkan cukai rokok hingga 200%.
Baca Juga: AWG: Daurah Baitul Maqdis, Jadi Titik Balik Radikal untuk Perjuangan Umat Islam
Bahkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) target prevelensi perokok pemula yakni 5,6% juga tidak tercapai bahkan melonjak naik menjadi 9,1%.
Selain itu, agresifitas industri rokok semakin gencar dengan memberikan banyak sponsorhip baik pada perguruan tinggi, kegiatan olah raga, seni dan budaya. Untuk itu perlu dilakukan respon yang lebih terstruktur dan lebih strategis untuk menyelamatkan generasi muda dari zat adiksi nikotin.
Rokok yang mengandung zat adiktif nikotin, masih diberikan kebebasan untuk beredar merusak generasi muda, berbeda dengan NAPZA dan minuman keras yang dikendalikan dengan keras.
IISD adalah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat yang didirikan oleh kader-kader Muhammadiyah. IISD bertujuan untuk mendorong studi, komunikasi, informasi, dan advokasi kebijakan dalam pembangunan sosial dan pelayanan kemanusiaan secara luas.(L/R01/P2)
Baca Juga: [WAWANCARA EKSKLUSIF] Ketua Pusat Kebudayaan Al-Quds Apresiasi Bulan Solidaritas Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)