Bangun Ketahanan Ekonomi dengan Dinar dan Dinar
Prediksi Kevin Philips seorang White Hause Senior Strategist di Zaman Presiden Amirika Nexon, dalam buku “American Theocracy“ 2006 dan buku “Bad money” 2008 dia menyimpulkan tentang ekonomi kapitalisme antara;
– Kekacauan finansial akan terjadi di Amerika Serikat bisa terjadi dalam waktu 1 -2 tahun atau dekade mendatang, dengan akibat sangat menyakitkan.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan
– Banyak negara meninggalkan mata uang dolar ($) sebagai dominasi sektor keuangan.
– Pertumbuhan pesat pada instrument Investasi Islam dan keunggulan baru (ekonomi syariah) di negeri-negeri Islam dan negeri non Islam seperti Hongkong, Singapura, Jepang dan Inggris.
– Dominasi kapitalisme Amerika akan tenggelam menyusul tenggelamnya dua kekuatan besar dunia pada 3 abad sebelumnya, Spanyol pada abad 17, Belanda pada abad 18, Inggris pada abad 19 dan Amerika pada abad 20 atau awal abad 21. **
Sudah menjadi sunatullah bahwa setiap ideologi manusia yang berlawanan dengan kebenaran Allah pasti akan musnah, sesuai dengan sifatnya yang rapuh tidak akan mampu melewati masa. Firman Allah, “Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”. QS.Al-Israa’ ;81.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Karenanya Umat Islam sudah seharusnya membangun ketahanan ekonomi keluarga dan umat dengan Dinar dan Dirham.Karena Dinar dan Dirham bukan semata-mata uang sebagai alat tukar, tetapi mengembalikan kepada kemurnian bermu’amalah yang adil, bebas dari manipulasi dan eksploitasi terhadap sesama.
Menghidupkan kembali Dinar dan Dirham berarti menghidupkan kembali sunnah Rasulullahi SAW dan membebaskan serta menyelamatkan ekonomi umat dan dunia dari cengkeraman neo kapitalisme dan melindungi aset umat dari riba dan hegemoni ekonomi kapitalisme. Wallahua’lam.
(T/AHS/R-006)
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Mi’raj News Agency (MINA)