Jakarta, MINA – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengingatkan guru madrasah untuk mengajarkan agama dengan cinta dan kasih sayang.
Hal ini disampaikan Menag, Selasa (16/10) saat menyampaikan Keynote Speech pada Seminar Nasional Pendidikan, di Syahidah Inn UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Turut hadir dalam seminar, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Dede Rosyada, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta Saiful Mujab, Kepala Kankemenag Kota Tangerang Selatan, serta pengurus PGMI dari 20 provinsi di Indonesia.
Dikutip dari rilis Kemenag, pada seminar yang digagas oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) ini, Menag menyampaikan Keynote Speech dengan tema “Pendidikan Islam dan Masa Depan Indonesia”.
Menurut Menag, Indonesia memang bukan negara yang berdasarkan agama. Namun, kehidupan masyarakat Indonesia tak pernah bisa dilepaskan dari agama.
Baca Juga: UIN Ar-Raniry Salurkan 2.300 Paket Daging Kurban Bantuan Emirates Red Crescent*
“Doa-doa dipanjatkan oleh orang tua kita, bahkan sejak kita ada di dalam kandungan,” kata Menag.
Tak hanya itu, setiap acara-acara di Indonesia, bahkan acara kenegaraan sekalipun, selalu dimulai atau ditutup dengan doa. “Coba bandingkan, negara mana yang seperti itu. Ini adalah negara bangsa yang amat agamis. Itulah jati diri bangsa Indonesia,” tegas Menag.
“Melalui guru-guru yang ada di lembaga Keagamaan dalam hal ini guru madrasah, dapat disampaikan esensi beragama yang semestinya hadir di Indonesia. Ini yang kami sebut di Kementerian Agama dengan moderasi beragama,” jelasnya.
Menurut Menag, penting bagi guru madrasah untuk memahami moderasi beragama. Atau dalam Islam dikenal dengan Islam Wasatiyah.
Baca Juga: Militer Israel Serang Bus Jamaah Haji Palestina, Anggota DPR RI Tuntut Langkah Tegas PBB
Lebih lanjut Menag menyampaikan, bahwa setiap manusia apapun etnisnya, apapun agamanya, memiliki ruh Ilahiah. Itulah kenapa agama hadir, agar eksistensi manusia itu tetap terlindungi. Agama hadir untuk memanusiakan manusia.
“Maka esensi pendidikan Islam adalah memanusiakan manusia. Ajarkan agama dengan sepenuh cinta dan kasih sayang,” tegas Menag.
“Bagaimana anda mengajar kan agama, tapi anda mengajarkan dengan cara yang tidak memanusiakan manusia. Padahal hakikat beragama adalah memanusiakan manusia?” pungkas Menag. (R/R05/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Saudi Diharapkan Alihkan Kuota Haji Negara Lain yang Tersisa untuk Indonesia
Baca Juga: Meriahkan Idul Adha, Masjid Istiqlal Gelar Makan Bersama 2.000 Anak Yatim